“Arah bolanya dimiringin dikit, ke kiri atau ke kanan. Bolanya pasti masuk gawang,” pesan mas Lala si kapten tim sepakbola Rangkat FC pada mas Hans yang akan mengeksekusi tendangan pinalti.
Mas Hans melangkah ke depan gawang. Bola ditaruh tepat di titik putih. Senyuman sinis namun genit jeng Pemi dari pojok lapangan semakin membuatnya percaya diri.
Akan kubuktikan, bahwa aku bisa…! Mas Hans meyakinkan dirinya sendiri.
“Prrriiiiit…..,” pluit ditiup wasit.
Bola
ditendang sepenuh hati. Meluncur deras, lurus kedepan tanpa berbelok.
Dan mendarat mesra dalam pelukan penjaga gawang. Tendangan pinalti yang
gagal total.
“Huuuuu……, mas Hans payah…,” pendukung Rangkat FC bersorak kecewa.
“Kan sudah kubilang tadi, bolanya dimiringin dikit. Kenapa lurus begitu?” omel mas Lala.
“Biar
pun bolanya nggak masuk, tapi aku puas, mas. Aku bisa membuktikan bahwa
aku mampu,” sahut mas Hans. Tidak nampak sedikitpun kecewa di wajahnya.
“Maksudmu?” tanya mas Lala tidak mengerti.
“Ssstt….
Semalam jeng Pemi bilang padaku. Mana mungkin aku bisa nendang lurus?
Lah, pipis aja masih nggak lurus….. Tapi tadi terbukti kan? Tendanganku
tadi bisa lurus tanpa berbelok…,” sahut mas Hans bangga.
Mas Lala bengong garuk-garuk kepala. Di pojok lapangan jeng Pemi tersipu dengan muka berona merah.
No comments:
Post a Comment