Suatu siang di pos ronda di ujung desa. Dua pemuda pengangguran saling bercerita tentang masa lalunya.
“Dulu kalau Aku berburu, dua ekor Singa bisa Aku lumpuhkan sekaligus meski dengan tangan kosong…!” kata kang Inin yang mengaku sebagai mantan Pemburu kawakan.
“Mana buktinya…?” Om Garong tidak percaya.
“Nih, bandul kalung yang Aku pakai ini adalah taringnya Singa,” Kang Inin memamerkan bandul kalung taring Singa-nya.
Om Garong takjub. Tapi seakan tak mau kalah, Om Garong juga sesumbar dengan masa lalunya sebagai Playboy.
“Playboy….? Masak sih…?!” ledek Kang Inin.
“Nih,
nama-nama artis yang pernah Aku kencani. Aku tuliskan disini sebagai
tato….” sahut Om Garong seraya membuka baju memperlihatkan dadanya.
Disitu
memang terlihat tato bertuliskan beberapa nama. Tapi karena tulisannya
mulai buram tertimbun lemak, terpaksa Kang Inin meraba-raba dadanya Om
Garong untuk mereka-reka nama yang tertulis.
Disaat yang bersamaan Ajeng yang kebetulan melintas, terkaget melihat adegan yang menurutnya sangat tidak pantas.
“Jelas
sudah sekarang. Prasangka-ku pada Dirimu terjawab sudah. Semoga Kang
Inin bisa menerimamu apa adanya….” Ajeng mengultimatum Om Garong dengan
dada berkecamuk cemburu.
____________________
…., prasangka bisa muncul dari mana saja, dan karena apa saja.
(dicopas dari postingannya Ghumi dalam “Perang FF Rangkat”)
Flash Fiction ini untuk menjawab FF-nya Ghumi: Prasangka untuk Kades
* Saat ini komunitas DESA RANGKAT sedang mengupayakan proyek taman baca “Pojok
Baca Rangkat”. Bagi sahabat yang mau berpartisipasi menyumbangkan
buku-buku bacaan, silahkan berkunjung pada link berikut: [Pojok Baca Rangkat] From Rangkat with Love
No comments:
Post a Comment