Rizal Repotter…… nama itu selalu menjadi penghalang kisah cinta Hans.
Selalu membuntuti, menempel, dan tiba-tiba menyergap tanpa ampun.
Sehingga kisah cinta Hans selalu terombang-ambing tanpa ujung.
Kupu-Kupu Jingga, disaat sayapnya yang tercabik telah Hans rekatkan kembali, harus terbang lepas dari rengkuhan Hans karena terbuai kata-kata “Mmmmuuaaacchhh…..”-nya Repotter yang lebay membuai.
Dan kini sang Kembang, ketika kelopak bunga Gladiol priscilla-nya telah merekah dan siap untuk Hans petik, juga direnggut paksa oleh Repotter.
Hans
ingat disaat-saat rukun dengan Rizal Repotter. Kemana-mana selalu
berdua. Seperti makan-makan di pondok belakang rumah kakek Astoko Datu. Kala itu mereka belum begitu mengerti akan artinya cinta dari lawan jenis. Mereka hanya tertawa manakala mendengar mas Lala membacakan syair-syair cinta untuk tante jutek, Deasy.
*****
“Gladiol Priscilla itu bunga yang sensitif, mas. Dia akan layu jika mahkotanya diambil paksa,” kata Dorma pada Hans yang sedang sedih karena Gladiol Priscilla diambil paksa Rizal Repotter.
“Tapi
Gladiol itu kan untukku? Kembang kan sudah berjanji untuk memberikannya
padaku…?” Hans masih belum bisa menerima kenyataan.
“Mas, masih banyak Gladiol-Gladiol lain yang belum dipetik di Rangkat. Buka mata lebar-lebar, ada Gladiol Rose Van Lima, Malang Strip, Holland Merah, Holland Putih, Cangkurileung……” potong Dorma.
Hans
menatap mata Dorma. Secepat kilat Dorma memalingkan mukanya. Hans
melihat ada rona merah disitu. Seketika pikiran Hans tertuju pada
keindahan bunga Gladiol Holland Merah yang pernah dilihatnya. Yah, sepertinya Hans melihat Gladiol Holland Merah di wajah yang merona itu.
*****
“Ehm, cinta itu butuh pengorbanan. Dia tidak hadir serta merta. Cinta
hadir melalui proses dan usaha……” demikian petunjuk sang Pujangga Cinta
Rangkat, mas Lala.
Sudah seminggu lebih Hans mengikuti jejak Bowo
berguru pada sang Pujangga cinta Rangkat. Berbekal petunjuk dan ilmu
yang mas Lala ajarkan, kini Hans yakin akan mendapatkan kembali Gladiol Priscilla-nya yang diambil paksa mas Repotter. Apalagi setelah melihat Bowo sukses menggandeng gadis-gadis Rangkat.
*****
“Mas Hans, antarkan Rena ke kecamatan, yah. Rena mau ikut audisi artis ibukota,” suruh Mommy pada Hans suatu pagi.
Rena adalah salah satu gadis Rangkat yang mulai merekah. Hans langsung ingat dengan bunga Gladiol Queen Occer. Bunga berwarna orange dengan susunan floret selang-seling dan berbentuk segitiga adalah bunga idola para Kumbang.
“Sana ganti seragam Hansipnya, jangan kelamaan. Kasihan Rena sudah menunggu dari tadi,” kata Mommy seraya menunjuk Rena.
Hans melihat sekilas kearah sang Gladiol Queen Occer yang menyambutnya dengan senyuman hangat. Ah, benar kata Dorma, ada banyak Gladiol yang siap dipetik di desa ini. Ada sang Kembang dengan pesona Gladiol Priscilla-nya, ada Dorma sendiri dengan kecantikan Gladiol Holland Merahnya, dan sekarang hadir Rena dengan magnet Gladiol Queen Occer-nya.
Bahkan diantara kelopak Gladiol-Gladiol itu,
ada Kupu-Kupu Jingga yang terbang rendah diatasnya. Semuanya menunggu
untuk dipetik bila tiba saatnya. Asal jangan sampai keduluan atau
terhalang oleh Rizal Repotter lagi. Huhhh…
*Prosa sebagai bagian dari Episode Cinta Rangkat-3, menyahut postingan, And The Flower goes to… by Ningwang kembang*
**ilustrasi doc. Pribadi dalam Kopdar Rangkat Juli**
No comments:
Post a Comment