“Susul aja mbak Jingga ke Bali, kalau itu bisa bikin mas Hans tenang….” Dorma berkata dengan ketus.
“Asal mas Hans tahu, jika mas Hans memang berangkat ke Bali menyusul mbak Jingga, akan ada hati yang terluka…..” lanjut Dorma.
“Maksudmu…?”
Hans tidak mengerti. Tapi Dorma sudah berlalu dengan segala perasaan
yang di deranya. Meninggalkan Hans seorang diri dengan segudang tanda
tanya di penghujung petang.
Akan ada hati yang terluka…. Kata-kata Dorma barusan begitu mengiris, tapi terlalu sulit bagi Hans untuk mengartikannya.
Romantisme
cinta di desa Rangkat bergerak riuh rendah. Cinta segitiga antara
Sekdes Acik, mas Halim, dan pak RW Edy baru saja bergejolak. Setelah
sebelumnya panggung cinta penuh gairah dilakonkan dalam fragmen cinta
segitiga antara mas Lala, tante jutek Deasy dan Jingga.
Hans
bergeming ditempat duduknya. Runtutan peristiwa romantisme cinta di
desa Rangkat memang sulit di tebak akhirnya. Tante jutek Deasy dan mas
Lala memang telah bahagia, bersanding dalam agungnya cinta. Tapi sebagai
akibat dari cinta segitiga, tentulah ada yang terluka. Salah satunya
adalah Jingga, yang harus rela melepas mas Lala.
Yah,
Kupu-kupu Jingga telah terluka. Sayap jingga nya seakan tak mampu
menopang beban yang ditanggungnya. Perih, sedih dan patah hati. Hingga
mendamparkannya tersesat di pulau Bali. Tapi, kenapa aku begitu peduli?
Bukankah selama ini hatinya tak pernah bisa aku miliki? Ah, rasa ini
memang sulit untuk di bohongi. Peduli ini, perhatian ini, tak cukup kuat
untuk aku ingkari. Kupu-kupu Jingga sesungguhnya telah memabukkan hati.
Haruskah aku berangkat ke Bali? Menyusul kupu-kupu Jingga untuk mengajaknya menari?
“Asal
mas Hans tahu, jika mas Hans memang berangkat ke Bali menyusul mbak
Jingga, akan ada yang terluka…..” kembali kata-kata Dorma terngiang
dalam ingatan memori.
Siapa yang akan terluka? Siapa yang akan peduli? Dorma……
Ah,
tiba-tiba bayangan wajah ceria partner Hansip itu hadir. Tapi,
kata-katanya sungguh suatu misteri. Hans tidak mau berandai-andai. Lalu,
sekelebat bayangan pesona kupu-kupu Jingga kembali hadir. Senyum
genitnya kini terlihat getir berlatar sayap jingganya yang tercabik.
Hans
melangkah mengikuti kata hati dalam galau. Suka tidak suka, mau tidak
mau, disaat hatinya galau penuh kebimbangan, hanyalah Rizal repotter
tempatnya berbagi. Sahabat yang kadang jadi seteru. Tapi setidaknya
Rizal repotter adalah sahabat yang paling mengerti, sekedar untuk
bercerita dari hati ke hati.
“Om Rizal kemarin berangkat ke Bali…….” Kalimat itu jujur keluar dari mulut Depe Kecil.
Singkat,
namun terasa mengiris hati. Ada apa mas Rizal repotter ke Bali? Hati
Hans nelangsa, untuk kesekian kalinya Rizal repotter telah menjalankan
strateginya. Seperti yang diketahui, Rizal repotter adalah salah satu
lelaki Rangkat yang mencoba menaklukkan hati sang kupu-kupu Jingga.
Tangan Hans mengepal, amarah dan kesal menjadi satu. Rizal repotter telah melangkah lebih dulu.
****
**Monggo… silahkan dilanjut…**
**Prosa sebagai bagian dari Episode Cinta Rangkat-3, menyahut postingan Jingga di Tarian Luka, Bali story-nya Langit, dan Perjanjian Hati-nya Jingga. Mari kusutkan ECR-3….!!**
No comments:
Post a Comment