“I hate Monday……… Aku benci hari Senin………!!”
Kalimat
itu begitu familiar sejak zaman sekolahan dulu. Yah, karena pada hari
itu jam sekolah serasa tidak berjalan. Menit ke menit bergerak sangat
lambat.
Hari
yang menjengkelkan……. Karena hari Senin selalu diawali dengan upacara
bendera. Berbaris rapi dan berjemur ria. Mengangkat tangan memberi
hormat. Dan sama-sama menyanyikan lagu kebangsaan. (Ketahuan banget nih,
waktu sekolahnya dulu adalah pemalas)
Senin
juga hari yang menegangkan. Karena hari Senin pelajarannya berat-berat.
Mulai dari pelajaran yang menggunakan hitung-hitungan, rumus-rumusan,
atau hafal-hafalan. Gurunya juga rada-rada sedikit bengis.
Sejak
SMP hingga lulus SLA, rasanya belum pernah ada pelajaran Kesenian,
Keterampilan, ataupun Pendidikan Jasmani (Olahraga) di hari Senin.
Padahal itu adalah mata pelajaran yang banyak penggemarnya.
Biasanya
pelajaran-pelajaran seperti itu di taruh pada hari Kamis, Jumat,
ataupun Sabtu. Pada hari-hari menjelang weekend. Mungkin pertimbangannya
karena di hari-hari tersebut otak siswa sudah mulai berat untuk
berpikir, setelah di awal pekan dijejali pelajaran-pelajaran yang
memeras otak.
Demikian
topik pembicaraan di pos Hansip malam ini. Itu adalah versi Hans yang
merupakan generasi “nanggung”. Generasi yang masa mudanya hampir lewat,
tapi masa tuanya masih sangat jauh. Udah nggak kolokan, tapi dewasa…………
masih jauh banget dan bangeeeeet.
Apa yang dibilang Hans tadi ternyata sama dengan yang dirasakan mas Lala sebagai generasi “masa kini”.
“Paling enak tuh, hari Sabtu dan Minggu,” kata mas Lala.
“Ada
satu solusi jitu, supaya kita tidak membenci hari Senin. Malah akan
selalu menanti hari Senin,” terang mas Repot-ter sebagai generasi ABG
(Angkatan Babeh Gue).
Mungkin karena sudah banyak pengalaman dan makam asam garam, makanya generasi ABG sseperti mas Repot-ter ini selalu bijaksana.
“Hari
Senin dirubah menjadi hari libur. Dan hari Selasa dijadikan sebagai
hari pertama untuk berekolah,” sahut mas Repot-ter meyakinkan dengan
bijaksananya.
“Kalau
begitu sih, sama aja mas……! Emang jadi suka dengan hari Senin, tapi
jadi benci hari Selasa. Sama aja boong……,” potong mas Hans diiringi
gerutuan Lala.
Mas Repot-ter tersenyum bijaksana.
“Lagian
kalian aneh, sih. Mau sekolah, tapi maunya libur terus. Mau di bawa
kemana bangsa ini kalau generasi mudanya lebih senang liburan ketimbang
belajar…? Belajar itu tidak mengenal tempat dan waktu. Kapanpun dan
dimanapun belajar itu harus. Kalau tidak, kalian akan tersingkir, bahkan
tergilas roda perkembangan zaman.”
Nah, kali ini mas Repotter sebagai generasi ABG di desa Rangkat ini seratus persen benar.
***sebuah
fiksi ringan dalam rangka memeriahkan peringatan Hari Pendidikan
Nasional. Mari jadikan Indonesia lebih baik dan lebih bermartabat
melalui pendidikan yang berkesinambungan***
No comments:
Post a Comment