“Ramalan saya tidak pernah salah… Kembang akan menjadi milik Hans” kata Ki Ade meyakinkan Rizal.
Rizal terdiam, pikirannya nelangsa, jiwanya remuk redam. Hatinya tetap tidak rela jika Kembang menjadi milik Hans.
“Ada
satu cara supaya Kembang tidak berjodoh dengan Hans,” bisik Ki Ade.
Rizal berpikir sejenak, sebelum akhirnya menyetujui rencana Ki Ade.
***
Pada
hari pelantikan Kades yang baru, Ki Ade nampak gagah duduk di sebelah
Kembang. Sebentar lagi dia akan menjabat sebagai Kades Rangkat. Dari
hasil penghitungan suara, Ki Ade mengungguli calon lainnya setelah
suaranya digabungkan dengan suara untuk Rizal.
Apa boleh buat, daripada Kembang berjodoh dengan Hans, Rizal menggumam.
____________
Untuk Dia [FF Rangkat 100K]
Hans
melangkah maju ke meja panitia, ketika namanya dipanggil melalui
pengeras suara. Kini tiba gilirannya untuk memberikan suaranya.
Diambilnya satu lipatan kertas suara dari meja panitia.
Hans
tidak masuk ke dalam bilik suara, tetapi malah berjalan ke
tengah-tengah kerumunan massa. Lipatan kertas dibukanya, lalu dengan
gagahnya dia mencoblos calon pilihan dengan pentungan ajaibnya. Tepat di
dalam kotak nomor empat, Ki Ade Supriyadi.
“Semua
suaraku untuknya, pria idolaku si Peramal cinta dari Rangkat.
Dedikasinya pada desa kita tak pernah diragukan. Semangatnya untuk
mengajak terus berkarya tak pernah surut. Ide-idenya selalu segar dalam
banyolan khas Obama-nya….” teriak Hans bersemangat sambil mengacungkan pentungannya.
____________
Permintaan Hans [Bukan FF Rangkat 100K]
Yang ini
bukan FF Rangkat 100K. Tapi ini adalah dukungan suara sekaligus
permintaan Hans. Agar Ki Ade Bodo mau jadi Kades Rangkat. Mau yah, Ki…..
Mau yah, Ki….. Nggak apa-apa deh Kembang yang jadi bu Kadesnya. Hans
jadi Hansip saja bareng Dorma… Ehm….
No comments:
Post a Comment