Varisca
cafe plaza senayan, Senin petang. Sambil menunggumu datang, dua cangkir
cappuccino kupesan. Satu untukku, dan satu untukmu. Petang ini petang
pertama pekan ini kita akan bertemu. Dua penghujung petang kemarin
kulewatkan tanpa dirimu.
“Taraaaaaaaammm…… sudah lama menungguku, sayang…?” akhirnya kamu datang.
Kitapun
larut dalam gumpalan rindu yang tertahan. Dua jam di penghujung petang
begitu berkesan. Bersama cintamu sembari menunggu jalanan Jakarta
lenggang.
“Sampai jumpa besok Natasha,” kataku sebelum meninggalkan parkiran dua jam kemudian.
****
Varisca
cafe plaza senayan, Selasa petang. Kembali aku yang tiba lebih dulu.
Seperti kemarin, dua cangkir cappuccino telah siap menemani luapan rindu
kita. Di Dua jam di penghujung petang
“Taraaaaaaaammm…… sorry, aku terjebak macet, sayang…” bahagianya ketika kau datang.
Hari
ini kita berbicara tentangmu, tentang harimu, tentang pekerjaanmumu,
tentang teman-temanmu. Ah, apa saja tentang dirimu selalu membuat diriku
terbuai untuk terus mendengarkan. Meskipun hanya selama dua jam di
penghujung petang.
“See you tomorrow, honey……” kita saling berpamitan dua jam kemudian. Manakala jalanan Jakarta mulai sedikit lenggang.
****
Varisca
cafe plaza senayan, Rabu petang. Hari ini engkau yang tiba duluan.
Seperti kemarin, dua cangkir cappuccinopun telah terhidang.
“Aku datang, sayang……” sapaku riang sambil kukecup keningmu penuh perasaan.
Topik
kita hari ini khusus tentang aku. Tentang hariku, tentang pekerjaanku,
tentang teman-temanku, pokoknya semua tentang aku. Ah, apapun topik kita
hari ini bukanlah masalah. Yang penting hari ini kita kembali bersama.
Di dua jam penghujung petang, bersama rinduku dan rindumu. Ditemani dua
cangkir cappuccino, sembari menunggu jalanan Jakarta lenggang.
****
Varisca
cafe plaza senayan, Kamis petang. Kok bisa yah, kita datang bersamaan?
Ah, indahnya dua jam di penghujung petang. Bersama dirimu yang selalu
kurindui, dan dua cangkir cappuccino yang menemani. Hingga begitu berat
bagi kita untuk saling mengucapkan kata perpisahan dua jam kemudian.
“See you tomorrow, sayang……” suaramu hilang di parkiran.
****
Varisca
cafe plaza senayan, Jumat petang. Kita tiba satu jam sebelum jadwal.
Ini selalu kita lakukan disetiap Jumat petang. Ini adalah petang
terakhir di pekan ini kita duduk berdampingan. Petang terakhir menikmati
cappuchino di penghujung petang dalam kemesraan terlarang.
Petang
Sabtu dan petang Minggu bukan petang untuk kita. Tapi petang untuk
mereka-mereka yang disana. Karena kau harus melewatkan dua petang besok
bersama suami dan anak-anakmu. Begitupun dengan diriku, ada dia yang
menantiku bersama anak-anakku.
“See you di Senin petang……” teriak kita bersamaan sebelum berpisah di parkiran.
****
No comments:
Post a Comment