Thursday, May 17, 2012

Cinta di Antara Gladiol

1321906076955989285 


“Mengikhlaskan, adalah obat penenang jiwa yang paling ampuh, mbak Kembang…” ucap Miss Rochma sambil memeluk sahabatnya, Kembang.

Kembang hanya menunduk menyembunyikan isak tangisnya. Kabar yang diterimanya dari Mommy barusan tentang pernikahan kang Hikmat dengan seorang srikandi di tanah seberang masih terngiang.

“Mbak Kembang, yakinlah engkau akan mampu melewatinya. Akupun dulu juga begitu… Perpisahanku dulu dengan sang juragan Kopi Rangkat juga sempat membuat hatiku limbung, dan jiwakupun ikut meradang. Tapi aku tidak mau larut dalam kesedihan. Ada banyak cinta dari para arjuna Rangkat lainnya di sini.….” Miss Rochma melanjutkan.


“Terimakasih, Miss… Sejujurnya tangisku ini bukanlah tangis kesedihan. Tapi ini adalah tangis kebahagiaan. Doaku selama ini selalu mengiringi langkah kaki kang Hikmat. Agar dia segera menemukan pelabuhan hatinya….” Sahut Kembang, ada seutas senyum tulus bahagia di wajahnya kini.

“Jadi…. Kalian selama ini tidak bertunangan…?” potong Miss Rochma.

“Tidak, kami tidak bertunangan. Kedekatan kami selama ini hanya karena aku ingin mengenalkan sahabat solehahku pada kang Hikmat… Dan kang Hikmat juga mencoba mendekatkan aku pada seorang laki-laki yang selama ini sangat dipercayainya… Laki-laki yang diberi tanggung jawab oleh kang Hikmat untuk selalu menjagaku,” Kembang menjelaskan panjang lebar.

“Kalau boleh tahu, siapakah laki-laki itu, mbak Kembang…?” Miss Rochma jadi penasaran.

“Dia adalah yang selama ini selalu menjaga dan menopang hatiku. Dia juga yang selalu menerbangkan setiap angan dan mimpi-mimpiku….” Kembang menghentikan ucapannya.

“Dia bukan mas Rizal repotter, kan..??!!” seketika ada gemuruh kegalauan dalam nada suara pertanyaan Miss Rochma. Kegalauan yang berbalut kecumburuan.

Kembang tidak menjawab, hanya bias ketidak mengertian yang kini terpampang jelas di wajahnya. Dan Miss Rochmapun ikutan terdiam sambil membayangkan wajah seseorang yang selalu mengenakan kaca mata hitam yang kebesaran.
****

1321907313207950189 

Sementara itu di salah satu sudut desa Rangkat, seorang wanita cantik sedang asyik merangkai bunga di kios bunga mungilnya. Satu ikat bunga Gladiol dirangkainya penuh perasaan, hingga membentuk rangkaian bunga bersusun romantis.

“Ahh, akhirnya selesai juga rangkaian bunga ini…” gumamnya tersenyum puas.
Adalah kebiasaannya setiap pagi akhir-akhir ini untuk menyiapkan rangkaian bunga Gladiol di kios bunga miliknya. Untuk selanjutnya akan dibawanya ke kantor desa menggantikan bunga Gladiol yang sehari sebelumnya dipajangnya di sana.

****

Dan disaat yang sama di kantor desa Rangkat, seseorang yang belakangan ini akrab dipanggil Aa Kades sedang menatap Gladiol yang di pajang sejak kemarin pagi. Hatinya selalu bergemuruh manakala menatap Gladiol itu. Dan semakin bergemuruh manakala memandang si perangkai Gladiol yang datang dan mengantarkan rangkaian Gladiol barunya.

“Hayooo, Aa Kades melamun lagi…. Tuh, pengantar Gladiolmu sudah datang…..” ledekan sang Sekretaris Pribadi Kades, Acik dan Sekdes Rangkat, Asih membuyarkan lamunannya.
****


Bersambung…..? Pasti dong, ECR-4 masih akan terus bersambung.

No comments:

Post a Comment