Tepat
di depan pintu, kembali Rizal berhenti melangkah. Hatinya kembali
meragu. Antara datang menemui wanita itu, atau mengurungkan niatnya.
Seandainya mengurungkan niat, berarti penderitaan yang dialaminya akan
terus berkepanjangan. Seperti semalam, sekejappun matanya tidak bisa
terpejam. Menahankan penderitaan yang terus menderanya.
“Engkau
lelaki, datang dan temui dirinya. Masalahmu tidak akan selesai jika
cuma diam dan menatapnya dari sini….!!” terngiang kembali kata-kata Hans
barusan.
“Yahh….
Aku adalah lelaki, aku harus berani menemuinya. Aku harus mengungkapkan
perasaanku apa adanya. Terserah apa tanggapannya, yang penting aku
sudah berkata jujur padanya. Aku tidak mau menanggung derita ini lagi….”
Rizal menguatkan diri.
Satu
jam kemudian, Rizal tersenyum semeringah. Hatinya bahagia sekali,
karena telah berani berkata jujur tentang perasaan yang dideritanya pada
wanita itu. Apalagi wanita itu ternyata sangat mengerti dan memahami
derita yang dialami Rizal.
“Jangan
lupa obatnya diminum sehabis makan yah, mas Rizal. Sementara makan yang
lembut-lembut saja dulu. Dan yang terpenting jangan lagi malas untuk
rutin menggosok gigi…” pesan bu dokter drg Dwee mengingatkan.
________________________________
DESA RANGKAT menawarkan kesederhanaan cinta untuk anda, datang, bergabung dan berinteraksilah bersama kami (Klik logo kami)
No comments:
Post a Comment