Thursday, May 17, 2012

Ijab Qabul Diujung Waktu



 Andai semua mimpi dapat terwujud indah, maka aku akan bermimpi se-mau yang aku suka. Andai semua angan dapat kugapai tanpa cela, maka akan kutembuskan anganku melewati batas cakrawala. Memilikimu adalah mimpi yang terindah. Dan melabuhkan hati padamu adalah pengharapanku yang sebenarnya. Tapi merelakanmu adalah hal terhormat dalam wujud kelelakianku. Selain sebagai bentuk pertanggungjawabanku atas segala duka penantianmu.

Ketakutanku bukan pada masa lalu. Karena masa lalu adalah torehan waktu yang tak dapat kembali kurengkuh. Ketakutanku adalah ketika datangnya sang waktu yang akan membawamu berlalu. Kemudian menempatkanmu pada batas sekat yang bernama aturan, etika dan logika. Dimana aku diharamkan untuk menyibak dan menembusnya.

Sungguh aku takut jika tiba masanya untuk itu. Karena itu berarti adalah batas akhir dari segala mimpi dan anganku untuk memilikimu..
“Biarlah waktu yang menentukan. Jika memang kita ditakdirkan untuk bersatu, maka akan tiba waktu itu…..” berulang kuucapkan kata-kata itu dalam ketidak pastian dan ketidak mengertian.
Karena waktu jualah aku tak kunjung menentukan sikapku. Membuatmu terlunta dalam ketidakpastian pada masa penantianmu. Hingga menjadikanmu terluka dalam setiap tarikan nafasmu. Tapi tidakkah kau tahu? Akupun terluka karena keadaan ini? Hingga aku memasrahkan semuanya pada angkuhnya Sang Waktu. Seraya berharap Sang Waktulah yang akan memberi vonis, atas segala kondisi dan keadaan ini. Bukankah karena Sang Waktulah kita dipertemukan?
“Aku ingin kamu yang memutuskan…. Bukan Sang Waktu yang memberi keputusan….!!” pintamu atas segala sikap dan ketololanku yang selalu berlindung dibalik kata, Sang Waktu.
Dan lagi-lagi sang waktu tersenyum, jika tak hendak dikatakan mentertawakan. Karena tetap Sang Waktulah yang akhirnya berkuasa, karena ketidak beranianku menentukan sikap dari segala pinta dan pengharapanmu.
**********

1326512770769021760

“Aku terima nikahnya Natasha binti Muhammad Rizqi dengan mas kawin yang tersebut, tunai….!!” kalimat Ijab Qabul itu mengalun sakral sangat sempurna.
Ijab Qabul ini telah mengakhiri segala derita penantian tak berkesudahanmu. Sekaligus mengakhiri segala kepengecutanku yang selalu bermain di balik kata-kata Sang Waktu. Keabsahan kalimatnya telah mengangkatmu pada jenjang yang terhormat. Sebagai Natasha yang kini punya pemimpin dalam mengarungi bahtera kehidupan.
Ijab Qabul untuk menautkan dua hati dalam sahnya ikatan pernikahan ini, bukanlah karena ditentukan oleh berkuasanya Sang Waktu. Tapi karena kematangan jiwa seorang sahabat terbaikku. Yang bersama Sang Waktu telah dihadirkan-NYA dalam kehidupanmu. Untuk menggantikan diriku yang berbeda keyakinan agama denganmu.
Natasha, memilikimu adalah mimpiku yang terindah. Dan melabuhkan hatiku padamu adalah pengharapanku sebenarnya. Tapi merelakanmu adalah hal terhormat dalam dalam wujud kelelakianku. Selain sebagai bentuk pertanggungjawabanku atas segala duka penantianmu. Bersama harapku dalam rengkuhan Sang Waktu, jadilah bidadari pendamping Imam yang satu kepercayaan denganmu.

**********
Image dari sini

No comments:

Post a Comment