Menjelang
maghrib Fahmi dan Bapaknya mulai berjalan pulang. Tak banyak hasil
memulung yang mereka dapatkan. Tadi pagi memang mereka berangkat
memulung kesiangan. Karena penyakit encok sang Bapak kumat sejak
semalam. Mereka kalah cepat dengan tim Dinas Kebersihan. Sampah-sampah
di perumahan itu terlanjur diangkut ke truk sampah.“Pak, Fahmi besok memulung sendirian, yah…” Fahmi berbicara pada Bapaknya.
“Kamu masih terlalu kecil untuk memulung sendirian, Nak,” sahut Bapaknya.
“Fahmi mau berangkat subuh, sebelum truk sampah itu datang….”
Sang Bapak terdiam. Berat baginya untuk mengizinkan Fahmi yang baru berumur tujuh tahun untuk memulung sendirian.
“Tenang, Pak…. Fahmi ingat jalan pulangnya, kok…!!” Fahmi meyakinkan.
___________________
* Beberapa FF 100 kata lainnya: Fahmi Kecil dan Ganco Pengais Rejeki, Tamu Terakhir Natasha, Empat Kata Saja, Gerombolan Politikus, Kesaksian Angie, Meminang Natasha, Burung Goreng Spesial untuk Ajeng, Bagi-bagi Kue, Atraksi Barongsai, Kandas di Truk Tramtib, Andai Aku Sekuat Limbad, Lumpia Basah.
DESA RANGKAT adalah
suatu komunitas yang terbentuk berdasarkan kesamaan minat dalam tulis
menulis fiksi. Jika berkenan silahkan berkunjung, berkenalan, dan
bermain fiksi bersama kami.
* image logo from dokumen DESA RANGKAT
No comments:
Post a Comment