Pertama
kali aku mengenalnya, Natasha adalah murid terpandai di kelasku yang
duduk di bangku paling depan. Cinta kami waktu itu memang cinta
monyet. Cinta remaja yang mencari jati diri terhadap lawan jenis.
Sesaat suka, sebentar juga saling berpaling.
Dipertemukan
kembali dua tahun lalu, saat acara reuni teman-teman SMA dulu.
Setelah delapan tahun sebelumnya kami terpisah di peran kehidupan
masing-masing. Pesona cintanya seakan menyihirku. Dengan paradigma
dan pesona yang baru.
Cinta
seringkali datang pada waktu dan tempat yang salah. Ada cinta dan
rasa diantara kami. Tapi ada penghalang tinggi yang tak dapat kami
lewati. Setahun lebih kami saling memberi rasa dalam kenekatan.
Kini
penghalang cinta diantara kami telah hilang. Natasha akan segera
menjadi milikku. Segera, setelah prosesi pemakaman suaminya yang
sekaligus ayahku ini selesai.
No comments:
Post a Comment