Thursday, May 17, 2012

Setelah Edi Loreng, Edi Karbit, Edi Tato, Edi Batik… ada lagi Edi Tempos


 
Sebelumnya mohon maaf pada rekanku sesama kompasianer bung Edi Tempos, karena nama anda aku pinjam dalam artikel ini. Sungguh bung, tidak ada maksud apa-apa, malah nama anda membawa ilham dan sumber inspirasi bagiku untuk berbagi cerita tentang “Edi-Edi” yang lain yang pernah singgah dalam kehidupanku. Begitu mengenal dan membaca nama anda, aku jadi tersenyum mengingat teman-teman lamaku. Edi Tempos mungkin hanyalah sebuah “nickname” atau bahasa kerennya nama panggilan ataupun nama julukan agar mudah diingat dan terkesan berbeda. Sungguh, anda beruntung mempunyai nickname yang keren dan rada-rada gimana gitu….?? Hehehehe…. Btw, Tempos apaan sih artinya? Kalo gak salah adalah orang yang pantatnya nggak montok-montok amat, alias nggak berisi. Makanya disebut orang tempos, tul gak…???



Back to topic…., dahulu sewaktu masih tinggal di pedalaman Sumatera, setidaknya ada empat orang yang kukenal yang kesemuanya bernama depan Edi. Kalo nama lengkap mereka, semuanya berbeda. Tapi karena nama depan mereka semuanya menggunakan kata “Edi”, maka semuanya kita panggil dengan Edi. Nah, yang jadi masalah ketika ada orang lain yang menanyakan keberadaan mereka. Kita harus bertanya dulu, Edi yang mana yang mereka tanyakan. Berawal dari situ maka lahirlah nama-nama panggilan unik mereka. Bahkan nama-nama unik mereka itu tetap melekat hingga kini. Sedangkan nama lengkap mereka aku sendiri juga tidak ingat lagi.

Yang pertama adalah Edi Loreng, sebenarnya dia adalah teman abangku. Tapi karena dia sering main kerumah makanya aku jadi kenal dan ikut-ikutan memanggilnya dengan sebutan bang Edi Loreng. Dipanggil Edi Loreng karena kebiasaannya memakai jaket loreng seolah-olah dia adalah aparat suatu kesatuan militer. Karena bangganya, hampir setiap malam kalau ketemu dengan dia, selalu saja dia menggunakan jaket loreng kebesarannya itu. Mending kalau jaket lorengnya banyak dan ganti-ganti. Tapi cuma itu aja satu-satunya. So, bisa kebayang kan gimana aromanya? Malah ada ungkapan, dari baunya aja kita bisa tahu si Edi Loreng ada dimana. Entah darimana dia mendapatkan jaket loreng kepunyaan aparat itu, setahuku dia bukan aparat, tapi Cuma ABCD… Abri Bukan Cepak Doang…. hehehehehe …

Yang ke dua adalah Edi Karbit, aku nggak tau asal-usulnya kenapa bisa dipanggil Edi Karbit. Tapi yang jelas temanku yang ini suka melebih-lebihkan sesuatu kalau bercerita. Seolah-olah dia lebih tau dan lebih berpengalaman. Apa karena sifatnya itu hingga dia dipanggil Edi Karbit? Sampai saat ini belum ada penjelasan ilmiah yang menjelaskan hal itu, hehehehe…. Tapi orangnya asyik, kalo nggak  ada dia, nggak rame…

Berikutnya Edi Tato, yang ini sih udah jelas karena dia emang punya banyak  tato di badannya. Dari tato Naga, Ular cobra, kepala Macan, sampai Buaya, pokoknya hampir semua penghuni kebun binatang ada semua. Bahkan tato gambar cewek sexy dan bunga Rose pun dia koleksi di badannya. Tapi gara-gara urusan tato ini dia sempat berurusan dengan aparat keamanan. Dikiranya dia adalah anggota preman yang suka bikin onar. Padahal profesinya adalah tukang sablon spanduk dan baju kaos sekaligus merangkap tukang tato panggilan. Oalaaa…. Terang aja badannya banyak tato, kalo lagi ada konsumen yang datang, kan bisa lihat langsung contoh tato hasil karyanya.

Nah berikutnya adalah Edi Batik. Yang ini rada nggak enak nyeritain nya. Terkenal dengan sebutan Edi Batik bukan karena dia pedagang ataupun pengrajin batik. Tapi karena di badannya banyak sekali panu yang tumbuh subur dimana-mana. Hiiii….. mengerikan dan menjijikkan.

Huahahahhahaha…. Nggak tau siapa yang pertama kali memberikan julukan ini. Awalnya dia keberatan sih dengan sebutan itu, Edi Batik….. Tapi, yah salah dia sendirilah. Makanya hidup itu jangan jorok, masak badan penuh corak kayak batik Pekalongan…….

Terus dikehidupanku selanjutnya ada banyak Edi-Edi lain yang kutemui. Ada Edi Bon yang ketemu di Cilegon. Yang ini punya hobi ngutang kalo makan di warteg. Sampai-sampai pernah ditolak mau nambah sebelum menunjukkan isi dompetnya, hehehehe. Ada juga Edi Cuplis yang kepalanya botak, terus ada Pak Edi Intel yang memang anggota reserse, Kang Edi Cukur si tukang pangkas rambut, dan Kang Edi PERSIB si bobotoh mania yang memang asli Cicaheum.

Memang Edi hanyalah sebuah nama, nama yang sangat umum seperti nama-nama Agus, Budi, Cecep, Dadang, dan nama-nama umum lainnya. Tapi dari nama-nama itu akan banyak cerita yang membuat hidup ini lebih berkesan dan bermakna untuk diingat.

No comments:

Post a Comment