Tak disangka tiba-tiba seorang teman berkewarganegaraan asing tiba-tiba menyatakan tertarik dengan jam tangan murahan yang ku pakai. Dengan rasa kagum ditelitinya dengan seksama setiap sudut, bentuk dan lekuk jam tangan murahan itu. Ku sebut murahan karena memang harganya tidak seberapa dibanding dengan merek nya yang sangat terkenal. Kini jam tangan dengan merek terkenal T*G H***R itu ditimang-timangnya. Rasa ketertarikan dan penasarannya memancingnya untuk bertanya berapa harganya dan dimana aku membelinya. Aku tersenyum geli, aku katakan padanya bahwa jam itu adalah palsu, dan harganya pun sangat murah.
Aku ingat waktu membeli jam itu beberapa bulan lalu di bandara Soekarno-Hatta Jakarta. Saat menunggu waktu check in dibuka, iseng aku merokok di tempat merokok. Seperti biasa beberapa pedagang yang penampilannya hampir menyerupai penumpang yang akan bepergian datang menghampiri. Awalnya tidak ada niat sama sekali untuk beli jam tangan. Tapi rasa ketertarikan akan merek-merek jam terkenal yang ditawarkannya membuat aku iseng bertanya. Berbagai macam jam tangan dengan merek terkenal dipertontonkan. Hingga akhirnya pilihan jatuh pada sebuah jam sport yang tampilannya memang terkesan gagah dan mewah. Harga yang ditawarkan saat itu adalah 400 ribu rupiah. Tapi karena memang dasarnya tidak ada niat untuk membeli jam, sekenanya saja aku tawar dengan harga yang cukup gila, yaitu seratus ribu rupiah. Hehehehe…. iseng-iseng berhadiah, pikirku waktu itu.
Tentu saja tawaranku saat itu ditolak oleh sipedagang, dengan alasan belum kembali ke pokok modalnya. Beliau ngotot dengan harga tiga ratus ribu rupiah. Ya udah, aku juga nggak berminat kok. Eh lama kelamaan sipedagang melunak juga, hargapun turun terus hingga menjadi dua ratus dan akhirnya seratus lima puluh ribu rupiah. Wah…., bakalan dapat jam murah nih… tapi aku tetap aja kekeuh bertahan dengan harga seratus ribu rupiah. Mau yah syukur…. nggak mau juga nggak apa-apa. Eh, akhirnya dikasih deh jam tangan itu dengan harga seratus ribu…
Kini ditangan siteman yang orang asing ini, jam tangan murahanku ditimang-timang dengan anggunnya. Karena rasa ketertarikannya dengan jam tangan itu membuatku iseng untuk membohonginya. “Saya beli jam tangan itu sewaktu pulang ke Indonesia, memang nggak asli tapi kualitasnya bisa di adu deh dengan yang aslinya….. harganya satu juta…!!!”
Ternyata si teman ini percaya, katanya aku sangat beruntung bisa mendapatkan jam tangan ini dengan harga yang menurutnya sangat murah. Malah ia berpesan, kalau nanti aku pulang lagi ke Indonesia, tolong dibelikan lagi dua biji untuk dirinya dan keponakannya.
Nah lo….. Ya tuhan, sebetulnya yang goblok itu aku atau si orang asing ini sih…??? Tapi seketika itu juga pikiranku langsung berhitung, wah peluang bisnis nih. Jangankan dua biji, sepuluh biji pun dengan senang hati akan aku bawakan untuknya. Hehehehehehe…… dasar otak makelar…
No comments:
Post a Comment