Nafas
Erwin makin memburu, dalam hitungan detik pasti akan mencapai puncak
klimaksnya. Natasha mencoba mengimbangi, sedikit rintihan dan erangan
akan mempercepat Erwin menuntaskan gelora birahinya.
“Ahh…. Aku benar-benar puas sekarang,” Erwin terkulai lemas.
Natasha membalas dengan lenguhan panjang. Sesaat mereka saling terdiam, hanyut dalam imajinasi yang berlainan.
Natasha
terkaget ketika diliriknya jam di pergelangan tangan Erwin. Hampir
pukul tiga subuh. Bergegas Natasha merapikan diri seadanya di depan
cermin sebelum berpamitan.
Langkahnya
ringan menuju lobby hotel. Uang pemberian dari Erwin, tamu terakhir
yang didapatkannya malam ini cukup untuk biaya makan dirinya dan dua
anak kecil di petak kontrakan mungilnya sampai lusa.
______________
No comments:
Post a Comment