“Pliss deh, mas… masih ada calon yang lebih jago dari aku,” Rey menolak usulan Hans agar dirinya maju menjadi calon ketua KATAR, alias calon ketua Karang Taruna Rangkat
“Kamu kan pengalamannya banyak, Rey. Apalagi sudah bertahun-tahun hidup dijalanan, bertemu banyak orang,” sahut Hans.
“Nah, kalau begitu mas Rizal Repotter-lah orangnya. Malah jalan yang dilaluinya lebih jauh. Orang yang ditemuinya malah nggak kehitung lagi,” Rey masih mengelak.
“Jam terbangmu lebih banyak, Rey. Tiap hari berkelana dari pagi sampai malam.”
“Mas Repotter jam terbangnya malah sudah error. Kadang-kadang dia malah berkelana sampai nggak balik-balik lagi.”
“Tapi kamu berkeliling sambil menebarkan syair-syair lebay memabukkan.”
“Wah, mas Repotter juga berkeliling menebarkan berita lebay yang lebih memabukkan.”
“Gini
Rey, syair-syair lebaymu selalu ditunggu warga. Itu buktinya bahwa kamu
diharapkan warga untuk maju dalam pemilihan ketua KATAR ini……”
“Ya elah mas Hans…… Warga juga selalu nungguin mas Repotter dengan berita gossip lebaynya. Dukung mas Repotter aja deh……”
“Hmmmm…… ya sudah deh kalau memang kamu sudah siap kecewa……”
“Emang kenapa aku harus kecewa, mas?”
“Kan si Kembang
sudah mencalonkan diri untuk jadi wakil TARKA. Apa kamu nggak kecewa
lihat si Kembang duduk disebelah mas Repotter waktu dilantik nanti?”
Seketika
hati Rey berkecamuk. Perasaan galau dan cemburu menjadi satu. Siapkah
dia melihat sang pujaan hati bersanding mesra dengan mas Repotter
sebagai Ketua dan Wakil Ketua Karang Taruna Rangkat?
“Cepat
Rey, ambil keputusanmu. Belanda sudah dekat. Kuatkan niat, singsingkan
lengan baju. Majulah sebagai calon dalam pemilihan TARKA minggu ini,”
teriakan Hans buyarkan lamunannya.
*
**Fiksi dalam rangka pekan kampanye untuk mendukung Rey dan Kembang sebagai calon Ketua dan Wakil Karang Taruna Rangkat.**
No comments:
Post a Comment