Mimpi buruk itu hadir dan hadir lagi. Dalam mimpinya mas Hans, jeng Pemi yang masih sakit hati hadir dengan membawa senjata gergaji. Mengejar dirinya untuk dijadikan korban mutilasi. Memang ini hanyalah mimpi, tapi tidak mustahil itu akan terjadi. Apalagi ada berita di Rangkat TV, yang menayangkan berita tentang mutilasi. Gara-gara sang istri sakit hati ketika suaminya mencoba berbagi, maka dijadikanlah sang suami korban mutilasi. Hiii ngeri…
Affair mas Hans dengan Miss Rochma sesungguhnya tidak pernah terjadi. Manalah mungkin pada mas Hans si Miss bisa jatuh hati? Kalaupun itu terjadi, mungkin saja karena bantuan mbah Gendeng sang dukun pelet dari gunung Kawi. Tapi jeng Pemi terlanjur sakit hati, apalagi kasus tentang kue putu gate
yang mereka nikmati. Dasar Buaya Rangkat tak tahu diri, sudah tiap
malam aku pijat sepenuh hati, kadang pagi-pagi minta nambah lagi, tapi
begitu tega mas Hans menyakiti hati. Maki jeng Pemi dalam hati.
Adalah Arif sang paman petani, yang mencoba menjadi penengah dua insan ini. Penengah antara mas Hans dan jeng Pemi.
Karena sang paman petani mengerti, apa yang sebenarnya telah terjadi.
Maka untuk jadi penengah yang kedua kali, pak petani tidak mau gagal
lagi.
Sebelum memulai rencana ini, paman petani pergi mencari informasi. Jeng Pemi adalah orang pertama yang paman petani datangi. Tapi karena masih sakit hati, jeng Pemi cuma berkata lirih.
“Paman petani, kalau affair mas Hans dengan Miss Rochma sampai terbukti, maka tak ada hukuman lain bagi mas Hans kecuali dimutilasi. Tapi kalau memang affair itu tidak terjadi….. kita lihat sajalah nanti….”
Berikutnya adalah Miss Rochma di datangi paman petani. Sama dengan sebelumnya, paman petani mencari informasi. Tentang apa yang sebenarnya terjadi.
“Paman tanya mas Hans saja
lah apa yang terjadi. Kalau aku yang ngomong nanti dibilang bohong
lagi. Yang jelas tidak ada hubungan apa-apa antara kami. Hubungan kami
hanya sebatas pelayan masyarakat yang sama-sama mengabdi….. Tadinya aku
mau mengajari murid-muridku ilmu beladiri. Karena aku kurang
berpengalaman dalam ilmu bela diri, maka ku undang mas Hans sebagai pelatih kami. Sehingga kami sering terlihat bersama-sama pergi.” Kata Miss Rochma sepenuh hati.
Dan sekarang tinggallah mas Hans yang jadi kunci. Kemelut cinta ini akan berakhir jika mas Hans jujur mengatakan apa yang terjadi.
“Aku hanyalah seorang pengabdi, wahai paman
petani…. Menjaga kampung sepanjang hari. Biar semua warga bisa tenang
mencari rizki. Manalah mungkin aku membohongi jeng Pemi, apalagi membuatnya sakit hati. Affairku dengan Miss Rochma tidak pernah terbukti. Karena memang tidak apa-apa antara kami…. Kasus kue putu gate hanya lah karena jeng Pemi salah memahami. Aku hanya disuruh mencicipi putu bikinan ibu Khussy Alfarisi. Karena nggak yakin dengan lidahku sendiri, makanya ku ajak Miss Rochma
ikut mencicipi… Tapi karena saat itu listrik mati, maka ditemani
temaram lilin kue putu dinikmati…. Tapi sungguh, biar gelap kami bisa
saling menjaga diri….” Mas Hans menjelaskan dengan berapi-api.
“Apakah tidak ada yang engkau bohongi?” paman petani bertanya dengan ikut-ikutan menggunakan kalimat berakhiran iiiiii.
“Semua omonganku pastilah ada garansi…” mas Hans menyahut sepenuh hati…
Tiba-tiba hape jadul mas Hans berbunyi. Ada SMS dari juragan Rawa yang masih belum berubah jadi baik hati.
“Mas Hans, cerita rapat rahasia dirumah Mommy belum berakhir di episode ini….”
Hmm…. Aku harus segera membalas SMS ini, gumam mas Hans dalam hati.
“ Kalau begitu, cerita kemelut cinta dengan jeng Pemi ini, ikutan BERSAMBUNG lagi…”
No comments:
Post a Comment