Sampai kapan hubungan ini memiliki kejelasan, mas Hans..?
Aku sudah lelah menjalani… Jangan biarkan hati ini menunggu harapan
yang tak berkesudahan. Jangan biarkan kuncup kembang cinta ini layu
karena karena penantian. Beri aku kepastian, kalau tidak hati ini akan
meradang. Tiga episode telah dilewati dengan kegamangan. Berapa episode
lagi akhir dari penantian?
Demikian isi surat dari jeng Pemi. Surat untuk meminta ketegasan dari mas Hans.
Mas Hans
berhenti sejenak membaca. Pikirannya terbang ke awang-awang. Kisah
cinta yang berkemelut dan tak habis dirundung pilu terus bergelayut.
Baru saja masalah kesalah pahaman dengan Miss Rochma
si guru desa terselesaikan. Sebuah kisah sendu yang sempat
mengaduk-aduk perasaan jeng Pemi yang terbakar api cemburu. Kisah
kesalah pahaman cinta yang mengharu biru. Mas Hans melanjutkan membaca….
Lelah
tubuh ini, rapuh jiwa ini, dan galau hati ini, jika ini belum juga
sampai pada batas akhir penantian. Jangan salahkan jika hati ini protes,
bergejolak, dan membangkang. Jika memang mas Hans
tidak bisa memberi kepastian, biarlah aku saja yang memutuskan. Akhiri
saja semua angan, tutuplah sudah mimpi indah tentang kebersamaan.
Senasib sepenanggungan biarlah tinggal kenangan…..
Mas Hans
tertunduk sendu. Kata-kata itu setajam sembilu. Menghujam tepat
meninggalkan pilu. Dilipatnya kembali surat bersampul merah menyala itu.
Dengan sisa-sisa pengharapannya, mas Hans mencoba menulis, mengungkapkan isi hati, dan membalas surat itu.
Jeng
Pemi, bukan maksud hati untuk menyakiti. Kemelut cinta ini sungguh
menusuk hati. Tiga episode pun kulalui dengan setengah mati. Jalan kita
memang masih panjang. Sepanjang cerbungnya Aku Mau Sekolah Pak, milik pak Rawa
sang juragan. Delapan belas episode juragan harus kita kalahkan.
Barulah kita sampai diujung penantian. Kuatkan hatimu untuk bertahan.
Karena disampingmu akan selalu ada mas Hans. Bayangkan kebahagiaan jika
kita bisa kalahkan juragan. Meskipun tertatih, marilah kita terus
berjalan. Dua puluh episode lagi harus kita torehkan….
Mas Hans menutup
tulisan surat balasannya itu dengan sedikit keraguan. Keraguan akan
kesanggupan untuk menjalani sisa episode selanjutnya. Sejenak diliriknya
postingan terakhir sang juragan Rawa.
Delapan belas episode telah sang juragan publishkan. Episode
sambungannya pun sudah siap juragan publishkan. Ah, jalan masih terlalu
panjang untuk akhir sebuah penantian. Baru empat episode…. Masih lama
sekali yah, jeng….
Menjelang tengah malam datang Uleng membawa kopi jatah ronda Hansip malam ini. Dengan senyuman Uleng mencoba memberi pengertian.
“Sudahlah mas Hans, nggak usah dipaksakan. Kata juragan Rawa, cerbungnya Aku Mau Sekolah Pak itu jumlahnya ada tujuh puluh episode…”
What……..??? %$$#$^)()*(*&^&&%@#
No comments:
Post a Comment