Selamat datang di terminal Giwangan, Yogyakarta.
Hai
hai…… nyampe juga gue ke Yogya. Lima belas jam di bus, lumayan panas
ini pantat. Tapi demi silaturahmi, kangen-kangenan sama teman-teman
maya, yang sebentar lagi jadi nyata,
“Aku
rela…… Aku relaaaaaaa…… Cintaku buat kalian semua Rangkaters……
Teman-teman Canting, Rizal Repot-ter dataaaaaaaaaaaang………!!” Rizal Repot-ter tanpa sadar berteriak lantang.
“Mas…… berisik tau. Mau turun yah turun aja. Nggak usah teriak gitu,” tegur abang kondektur.
“Iya…… Dasar ndeso… Norak…… Belum pernah ke Yogya yah? Kampungan……” gerutu mbak cantik di kursi depan.
Ahh,
peduli amat dengan kalian. Yang penting aku happy. Sebentar lagi ketemu
teman-teman warga desa Rangkat dan teman-teman Canting. Gumam mas
Repot-ter sambil cengengesan. Kemas-kemas barang dulu, jangan sampai
ketinggalan. Terutama oleh-oleh buat pak Astoko Datu,
sesepuh warga desa selaku tuan rumah. Oleh-oleh buat Mommy, buat pak
Odi, buat mas Hans, buat Jingga, buat pak mas Lala, buat pak RT Ibay,
buat…… buat semua deh.
Tapi, mana teman-teman? Katanya semua ngumpul di terminal Giwangan. Disebelah mana ya?
“Mas…
mas… Ada lihat teman-teman Rangkaters berkumpul disini nggak?” tanya
mas Repot-ter pada tukang andong yang parkir di depan terminal.
“Rangkaters……? Rangkaters itu apa yah, dik?” si tukang andong bengong.
“Belum bergabung di DESA RANGKAT-Kompasiana on Facebook, yah? Waahh… telat nih si mas. Caranya gampang kok, tinggal klik aja di logonya, ntar tinggal bergabung”.
“Bergabung opo sih, dik? Ora mudeng aku…”
“Yo, wis…… Kalo gitu sampean lihat DEAR, nggak?”
“DEAR……? Walaaaahh… opo iku dik?”
“Ahhh… mas gimana sih? Rangkaters nggak tahu. DEAR juga nggak tahu. Terus yang tahunya apa?”
Telpon
Mommy aja ah. Gimana sih ini? Janji ketemuan di Giwangan, malah nggak
ada yang nongol, payah. Mas Repotter memaki-maki dalam hati.
“Mom, gimana ini? Kemana teman-teman? Kok nggak ada yang nongol, sih..??!!” mulai emosi ini mas Repot-ter.
“Tadi
pada on line, mas. Nggak tahu sekarang………” Mommy bingung, kok mas
Repot-ter marah-marah di telpon. Daripada dimaki-maki mas Repotter,
lebih baik telpon ditutup. Tut… tut…… tuuuuut……
Mas Repot-ter tambah emosi. Ahh, telpon mas Hans aja.
“Wooi Hansip… mana nih teman-teman? Gue udah gosong nih di Giwangan…” mulai lagi tinggi nada suaranya.
“Giwangan? Giwangan Yogya? Ngapain disana, mas?” Hans menyahut, innocent dan tanpa nada berdosa.
“Iyaaaaaa…… ini di Yogyaaaaaaaaaaa……!!! Kan mau Kopdar Akbar… Gimana sihhhh….??!!”
“Hooooii…… ini baru tanggal 2 Juni. Kopdarnya ntar, tanggal 2 dan 3 Juli……”
“Gubraakkkk…… Repotter…… Repotter…… Semangat Kopdar sih boleh, tapi jangan sampai lupa ingatan,” Hans ngakak terbahak-bahak.
Diam sejenak, mas Repotter lihat-lihat tanggalan di notesnya.
“Mas,
jangan bilang siapa-siapa, yah. Apalagi dibikin postingan. Ini rahasia
kita berdua yah. Repot-ter malu……” tutup Repotter di ujung telepon.
******
No comments:
Post a Comment