Fiksi hasil kolaborasi “Duet LEBAY” antara Hans (Triansyah PJ) dan Kembang (Ningwang D Agustin) dalam rangka Festival Fiksi Kolaborasi-Kompasiana.
<>^<>
“Mas
Hans……… Sesungguhnya memang ada satu pria yang kutunggu, tapi dia
selalu mengulur waktu. Lelah sudah hati ini menanti. Kembang tak ingin
sendiri lagi. Jika mas Hans memang serius ingin mendampingi. Maka mas
Hans yang Kembang pilih,”
Kembang dan Hans saling berpandangan.
“Siapa pria itu, Kembang?” tanya Hans dengan hati bergejolak.
“Dia…… mas Repotter, tapi sampai sekarang dia tetap tak kunjung datang menjemput hati,” pelan suara Kembang menjawab.
Hati Hans bergemuruh mendengar nama Repot-ter disebut. Repot-ter adalah seorang wartawan Rangkat TV.
Merupakan sahabat karib Hans. Bahkan hubungan mereka sudah seperti
saudara. Pernah sama-sama berjuang bertahan hidup diperantauan. Hans
menjadi ragu, antara terus berusaha untuk mendapatkan Kembang, atau
mengalah demi menjaga hubungan persaudaraan dengan Repot-ter.
“Mungkin
memang seharusnya aku pergi, meski aku tak yakin apakah sanggup untuk
pergi meninggalkanmu,” getir suara Hans terdengar.
Bulir
bening mengalir dari pelupuk mata Kembang. Mengiringi langkah Hans yang
dengan gontai beranjak pergi. Tinggallah Kembang sendiri dipenghujung
petang.
Ingatannya kembali ke masa dua tahun silam. Ketika tragedi kematian Erwin, suaminya yang tewas tenggelam ketika mereka berbulan madu di air terjun gunung Naras desa Rangkat. Hatinya tercabik ditinggalkan suaminya dengan cara yang sangat tragis.
Setelah kematian Erwin, Rey
hadir di kehidupannya. Memberikan warna indah pada hari-hari
terberatnya sejak ditinggalkan Erwin. Bersama Rey, Kembang kembali
bangkit menapaki hari-harinya. Pesona dan ruh cinta Erwin seakan muncul
pada diri Rey. Hingga Kembang yakin melabuhkan cintanya pada biduk yang
di bawa Rey. Ucap dan ikrar janji untuk saling setia diucapkan dalam
ikatan pernikahan.
Tapi
ternyata takdir berkata lain. Ikrar dan janji hanyalah sebuah coretan.
Pernikahan mereka hanya bertahan sebulan. Rey berlalu dengan
meninggalkan segala kepedihan. Begitu mudahnya Rey tergoda dengan Acik, mantan saingannya dalam pemilihan ketua Karang Taruna Rangkat.
Kembang sempat limbung ketika tahu Rey dan Acik akan bertunangan. Meskipun akhirnya
pertunangan itu tidak pernah
terjadi. Karena Acik belakangan tahu bahwa Rey adalah mantan suami
Kembang, sahabat karibnya sendiri. Acik adalah korban rayuan syair-syair memabukkan dari seorang Rey yang memang berprofesi sebagai penyair jalanan.
Berpisah
dari Rey, Kembang hidup dalam kesendirian. Dalam kesendiriannya, ada
banyak pria yang mencoba menawarkan hati pada Kembang. Namun trauma
kegagalan masa lalu telah membuat kembang menjadi plin-plan. Hingga
akhirnya menyakiti hati banyak pria. Ketika didekati pria, Kembang
memanja. Ketika mulai mendekati hubungan serius, Kembang malah mundur
selangkah demi selangkah.
Hal
itu terjadi karena Kembang hidup dalam trauma ketakutan. Ya, ketakutan
dan kekhawatirannya akan menyandang gelar janda untuk ketiga kalinya.
Itulah yang membuat Kembang tak juga menentukan pilihan. Hingga hanya
menggantungkan cinta di hati para pria yang berharap cintanya.
Dari
sekian banyak pria, adalah Repot-ter, yang bisa menenangkan hati
Kembang. Pesona cintanya telah membuat Kembang pulih dari rasa
ketakutannya. Kembang terlanjur memantapkan hati untuk segera mengakhiri
kesendiriannya. Kepasrahan hati telah sepenuhnya dilabuhkan pada
Repotter. Namun bagaikan panggung sinetron, cinta tidak selamanya segera
menyatu.
Kini,
gantian Repot-ter lah yang malah menggantungkan pengharapan Kembang.
Alasannya karena Repot-ter masih menunggu kepastian kekasihnya
terdahulu. Kekasihnya itu pergi ke luar negeri dan sampai sekarang belum
kembali. Hingga akhirnya Kembang terombang-ambing dalam penantian.
Hans hadir belakangan. Pria yang berprofesi sebagai Hansip ini hidup sendiri. Jeng pemi, si tukang pijat keliling kekasihnya, pergi berbulan-bulan untuk berguru menjadi peramal. Keasyikannya berguru untuk menjadi seorang peramal, membuatnya melupakan Hans.
Hans
datang dengan segala pesona cinta yang tak mampu dilukiskan. Inilah
cinta yang sebenarnya cinta. Dan untuk pertama kalinya Kembang merasakan
cinta putih yang begitu agung.
Namun
seminggu yang lalu Rey kembali datang bersimpuh dihadapan Kembang. Rey
mencoba mengurai kembali ikrar dan janji yang pernah mereka torehkan
dahulu.
“Aku
datang kembali karena janji dan ikrar kita dulu. Aku telah melakukan
kesalahan terbesar dalam hidupku. Yaitu meninggalkan kamu. Dan demi
janji itu, aku datang kembali mengharap maaf darimu,” Rey menatap
Kembang begitu hangat saat itu.
Kembang
tak mampu menjawab. Kepingan retak hatinya masih berserak. Baginya
takdir adalah suatu kepasrahan yang harus dijalani. Siapakah yang akan
mendampingi dikehidupannya kelak, biarlah takdir yang memutuskan.
Diambilnya buku diary
tempatnya berbagi perasaan hati. Dituliskannya bait demi bait,
diungkapannya segala perasaannya. Diiringi doa khusyuk pada sang
pencipta, sebagai bentuk pengaduannya.
-^-
Ragu membayang membentengi rindu
Menyiksa pecinta dalam harap hati
Lelah sudah berkelana di rimba hati
Mencari tempat bermanja diri
Tuhan…. Beri petunjuk untuk memilih….
Menyiksa pecinta dalam harap hati
Lelah sudah berkelana di rimba hati
Mencari tempat bermanja diri
Tuhan…. Beri petunjuk untuk memilih….
-^-
Bimbang kian menyiksa
Siksa batin, jiwa, dan rasa
Hati mana yang kan menahtakan cinta?
Memberi damai dan menjaga
Siksa batin, jiwa, dan rasa
Hati mana yang kan menahtakan cinta?
Memberi damai dan menjaga
-^-
Dia yang menatap ke dalam hati,
adalah dia yang kupilih
Dia yang berpendirian teguh,
kan kujadikan dermaga berlabuh
Dia yang menatap ke dalam hati,
adalah dia yang kupilih
Dia yang berpendirian teguh,
kan kujadikan dermaga berlabuh
-^-
Di
kehidupan Kembang sekarang, ada tiga pria yang tengah menanti jawaban
takdir. Hans yang menawarkan hubungan baru. Rey yang kembali karena
ikrar dan janji mereka dahulu. Serta Repotter yang masih mengulur-ulur
waktu.
“Siapapun
diantara kalian bertiga, tolong beri Kembang garansi. Garansi supaya
tidak akan ada perpisahan lagi. Kembang tak mau menjadi janda untuk
yang ketiga kali. Kembang rela jika menjanda hanya karena takdir
kematian. Biarlah maut yang memisahkan, bukan karena percekcokan atau
karena pengingkaran kesetiaan…”
Demikian bunyi pesan dari Kembang di inbox Facebook ketiga pria itu.
<>^<>
***Fiksi ini juga sebagai fiksi pembuka seri Episode Cinta Rangkat jilid-2. Merupakan kelanjutan dari seri Episode Cinta Rangkat jilid-1. Sekaligus sebagai ajakan bagi para penikmat fiksi untuk bersama-sama ikut berpartisipasi dan saling berbagi fiksi.***
Terimakasih pada teman-teman Rangkaters yang sudah secara sukarela menjadi obyek penderita dalam fiksi lebay ini.
Untuk membaca tulisan para peserta FFK yang lain, maka dipersilahkan mengunjungi blog Kampung Fiksi berikut: KampungFiksi@Kompasiana
No comments:
Post a Comment