Ratusan
kado manis bertumpuk meninggi. Rangkaian bunga cantik berjejer
memanjang. Tersusun, sungguh sangat menarik hati. Semuanya hadiah untuk Mommy.
“Memangnya hadiah dari kamu apaan…, mas Hans…?”
******
Boneka Panda, gaun malam, pita rambut, vas bunga porselen, ataukah baju Upin Ipin yang cocok untuk Mommy?
“Semuanya cocok, Hans. Tapi apakah cocok dengan isi dompetmu…?”
******
“Kertas
kadonya warna pink. Kasih pita ungu diatasnya. Bunganya jangan sampai
layu. Segera dikirim pagi ini kerumah Mommy. Aku bayar pake cek……!”
“Ngigau jadi orang kaya, Hans?”
******
Aku
memang tidak punya hadiah, tapi aku mau Mommy bahagia. Aku cuma punya
dua puluh enam kata, tidak kurang tidak lebih. Terbungkus rapih dalam
kotak jingga.
******
“Selamat ulang tahun, Momm……… Hans tulus berdoa, semoga Mommy selalu sehat, bahagia, dan sukses di sepanjang hidup Mommy.”
Akhirnya, dua puluh enam kata berbicara untuk Mommy.
****** ****** ******
“Kok judulnya Dua Puluh Enam Kata Berbicara Untuk Mommy…?” tanya Dorma heran.
“Karena tiap bagiannya terdiri dari dua puluh enam kata,” jawab Hans.
“Masak…? Coba aku hitung yah……… satu, dua, tiga………… dua puluh enam..!! Benar mas, dua puluh enam kata pada tiap bagiannya”.
“Tuh kan… Dua puluh enam kata, nggak kurang nggak lebih”
“Kalau bagian yang ini dua puluh enam kata juga, mas?”
“Awalnya sih iya…… Cuma karena Dorma ngajakin ngomong terus, jumlahnya jadi tujuh puluh tujuh…!!!”
No comments:
Post a Comment