Wednesday, May 16, 2012

Mommy Marah (Duka Hati Jeng Pemi-6)


***** ******
“Mas Hans, cepat bantuin D-wee. D-wee dimarahin Momm di villanya juragan”

Jeng Pemi datang membangunkan mas Hans yang tertidur di pos Hansip. Mas Hans loncat mengambil pentungan. Langsung lari ke villanya juragan. 

“Mas Hans, ikut……” Jeng Pemi ikutan lari di belakang, tank top merahnya melambai-lambai. 

Di villa milik juragan, di pondok makan sebelah kolam renang. D-wee tertunduk pasrah dihadapan Mommy dan juragan. Mata D-wee sembab dan berlinang, disampingnya duduk pemuda tampan. Sepertinya D-wee sedang di sidang oleh Mommy dan juragan.


Mommy menuding-nuding. Disebelahnya juragan Rawa turut membenarkan. Apa yang dikatakan Mommy selalu ditambahkan juragan.

“Pokoknya Momm nggak mau tahu, D-wee harus putuskan hubungan dengan pemuda ini…!!” semprot Mommy tegas.

“Yah betul, mendingan sama juragan, masa depan terjamin, hidup pun senang.” tambah juragan memanasi. Huh, juaragan, selalu cari kesempatan. D-wee tambah memelas dan putus asa.

“Sebentar…… sebentar……, Mommy jangan marah-marah terus…… denger dulu penjelasan D-wee” mas Hans tiba-tiba masuk kedalam pondok makan.

“iya D-wee, jangan mau sama juragan, harta bukan jaminan. Ntar, habis manis sepah dibuang sama juragan” jeng Pemi ikutan masuk sambil menuding-nuding juragan.

“Mas Hans apa-apaan ini? Kita sedang latihan peran. Buat pertunjukan drama di hari ibu minggu depan” Mommy berujar setengah kaget.

“Looo……? Jeng…? Bagaimana ini?” mas Hans balik bertanya pada jeng Pemi

“Nngg….Tadi aku lihat Momm dan juragan marah-marah, trus D-wee nangis-nangis. Dikirain dimarahin beneran” jeng Pemi menyahut sambil membenarkan tank topnya yang kekecilan.

No comments:

Post a Comment