Thursday, May 17, 2012

I Hate Monday (Hardiknas-Rangkat)

“I hate Monday……… Aku benci hari Senin………!!”

Kalimat itu begitu familiar sejak zaman sekolahan dulu. Yah, karena pada hari itu jam sekolah serasa tidak berjalan. Menit ke menit bergerak sangat lambat. 

Hari yang menjengkelkan……. Karena hari Senin selalu diawali dengan upacara bendera. Berbaris rapi dan berjemur ria. Mengangkat tangan memberi hormat. Dan sama-sama menyanyikan lagu kebangsaan. (Ketahuan banget nih, waktu sekolahnya dulu adalah pemalas)


Senin juga hari yang menegangkan. Karena hari Senin pelajarannya berat-berat. Mulai dari pelajaran yang menggunakan hitung-hitungan, rumus-rumusan, atau hafal-hafalan. Gurunya juga rada-rada sedikit bengis. 

Sejak SMP hingga lulus SLA, rasanya belum pernah ada pelajaran Kesenian, Keterampilan, ataupun Pendidikan Jasmani (Olahraga) di hari Senin. Padahal itu adalah mata pelajaran yang banyak penggemarnya. 

Biasanya pelajaran-pelajaran seperti itu di taruh pada hari Kamis, Jumat, ataupun Sabtu. Pada hari-hari menjelang weekend. Mungkin pertimbangannya karena di hari-hari tersebut otak siswa sudah mulai berat untuk berpikir, setelah di awal pekan dijejali pelajaran-pelajaran yang memeras otak. 

Demikian topik pembicaraan di pos Hansip malam ini. Itu adalah versi Hans yang merupakan generasi “nanggung”. Generasi yang masa mudanya hampir lewat, tapi masa tuanya masih sangat jauh. Udah nggak kolokan, tapi dewasa………… masih jauh banget dan bangeeeeet.

Apa yang dibilang Hans tadi ternyata sama dengan yang dirasakan mas Lala sebagai generasi “masa kini”.

“Paling enak tuh, hari Sabtu dan Minggu,” kata mas Lala. 

“Ada satu solusi jitu, supaya kita tidak membenci hari Senin. Malah akan selalu menanti hari Senin,” terang mas Repot-ter sebagai generasi ABG (Angkatan Babeh Gue).

Mungkin karena sudah banyak pengalaman dan makam asam garam, makanya generasi ABG sseperti mas Repot-ter ini selalu bijaksana.

“Hari Senin dirubah menjadi hari libur. Dan hari Selasa dijadikan sebagai hari pertama untuk berekolah,” sahut mas Repot-ter meyakinkan dengan bijaksananya.

“Kalau begitu sih, sama aja mas……! Emang jadi suka dengan hari Senin, tapi jadi benci hari Selasa. Sama aja boong……,” potong mas Hans diiringi gerutuan Lala.

Mas Repot-ter tersenyum bijaksana.

“Lagian kalian aneh, sih. Mau sekolah, tapi maunya libur terus. Mau di bawa kemana bangsa ini kalau generasi mudanya lebih senang liburan ketimbang belajar…? Belajar itu tidak mengenal tempat dan waktu. Kapanpun dan dimanapun belajar itu harus. Kalau tidak, kalian akan tersingkir, bahkan tergilas roda perkembangan zaman.” 

Nah, kali ini mas Repotter sebagai generasi ABG di desa Rangkat ini seratus persen benar.

13043090401769835819
Dokumen Pos Hansip Rangkat
***sebuah fiksi ringan dalam rangka memeriahkan peringatan Hari Pendidikan Nasional. Mari jadikan Indonesia lebih baik dan lebih bermartabat melalui pendidikan yang berkesinambungan***

No comments:

Post a Comment