Thursday, May 17, 2012

Interview yang Gagal

 



SMS pendek ini masuk ke ponsel ku tadi malam dari seorang sahabat.

“Bro, belum waktunya kali ye aku gabung di timur tengah…., interview nya gak jebol, thanks yah udah ngebantuin in aku buat dipanggil interview. Kalo ada lowongan lagi kasih2 kabar ye…. Salam…”

Untuk kesekian kalinya temanku ini tidak lulus tes interview kerjanya. Aku masih tidak mengerti, kenapa begitu susah baginya untuk lulus interview. Kalau masalah skill dan kemampuan tentu aku tidak bisa meragukannya. Belasan tahun pengalaman bekerja di sebuah perusahaan industri kimia tentu cukup menjadi andalan untuk nilai jualnya. Dan itu sangat sesuai dengan possisi lowongan untuk interview kerjanya kemarin.


Masalah komunikasi, kemampuan berbahasa Inggrisnya cukup membuatku kagum. Setidaknya itu terbukti karena dia adalah pemegang ijazah kursus bahasa Inggris Yayasan LIA. Latar belakang pendidikannya cukup bagus sebagai lulusan D3 Politeknik. Pengalaman lebih dari cukup, komunikasi bisa di adu, usia muda, latar belakang pendidikan nggak masalah….

Hmm, apa yang kurang darinya? Rasanya perfect dan tidak ada cacatnya dia untuk job itu.
Perkenalan dengannya terjadi sekitar empat tahun lalu ketika kami berdua mendapatkan panggilan test untuk interview di hotel Le Meridien Jakarta. Saat itu suatu perusahaan Petrokimia dari Qatar memngadakan seleksi penerimaan karyawan. Kita berdua sempat lulus di test tertulisnya, tapi keok pada waktu proses interview.

Dari situ jalinan silaturahmi terus berlanjut dengannya, meskipun secara domisili kami berbeda kota. Aku di kota Cilegon, sementara si teman di Surabaya. Tapi setidaknya komunikasi dan saling bertukar info lowongan kerja di timur tengah, Malaysia, Singappura, dan Brunei Darussalam melalui telepon dan email selalu terjalin.

Selang beberapa bulan kemudian, kami dipertemukan lagi di hotel JW Marriot Jakarta. Lagi-lagi kami dipanggil untuk mengikuti test dari sebuah perusahaan migas dari Abu Dhabi UAE. Layaknya sebuah reuni, pertemuan kembali dengannya terasa begitu berkesan. Ada banyak harapan di dada kami masing-masing waktu itu. Diantaranya adalah harapan agar kami sama-sama lulus sehingga nantinya bisa bersama-sama bekerja di satu perusahaan di negeri orang.

Tapi harapan manusia kadang tidak sesuai dengan kenyataan. Aku lulus dan langsung menandatangani semacam surat perjanjian kerja waktu itu. Tapi si teman ini lagi-lagi gagal pada saat test interview. Sebuah acara reuni yang seharusnya bisa dirayakan dengan sukacita menjadi terasa kurang nikmat. Tapi inilah kenyataan, keberuntungan memang tidak bisa berpihak pada semua orang pada saat yang bersamaan.

Satu kalimat yang masih kuingat darinya sebelum kami berpisah waktu itu. Bahwa ibunda nya tidak pernah memberikan restu setiap kali dirinya ingin mencoba mengadu nasib mencari kerja di negara lain. Keluarganya punya pengalaman pahit tentang hal ini yang membuat  ibundanya begitu kecewa. Dan dari rasa kecewanya itu timbul lah rasa ketakutan. Ketakutan jika hal seperti itu akan terulang lagi pada anaknya. Berangkat dari kejadian itu ibundanya selalu keberatan jika si teman ini mau pamit minta restu untuk bekerja di negara lain.
Aku jadi teringat kembali ketika aku mau mengikuti test panggilan kerja tiga tahun lalu. Meskipun via telpon, malam harinya aku meminta supaya emak mendoakanku agar aku diberi kemudahan saat menjalani test panggilan kerja esok harinya.  Dan emak pun dengan segala keikhlasannya berdoa dan memberikan restu untuk kemudahanku. Aku yakin keberhasilan ku lulus test waktu itu karena bantuan doa dan restu dari emak.

“Gak apa-apa friend, mungkin di lain kesempatan elo bakal lulus. Eh, elo minta doa dong ama nyokap lo, gua yakin doa nyokap lo bakalan manjur….” Aku coba balas SMS nya.
Semoga saja si ibundanya sekarang sudah bisa memberikan restu untuk keberhasilan sahabatku ini.
Ah, mendadak aku jadi ingat emak, orang yang telah begitu berjasa dalam kehidupanku. Rasanya tanpa restu dari emak, apapun didunia ini akan begitu sulit untuk di jalani. Dan dengan restu dan doa dari emak, seberat apapun hidup ini akan terasa begitu mudah untuk di hadapi.


Ya tuhan, muliakanlah hidup emak ku dan semua ibu-ibu yang telah berkorban banyak dan selalu memberikan restu, doa dan cinta pada anak-anaknya…..

No comments:

Post a Comment