Thursday, May 17, 2012

TKI Menembus Pegunungan Batu Fujairah UAE (Habis#2)



12907539691179302710
Pembangunan yang terus menggeliat di Fujairah

Sebelumnya (Bagian-1)

Jatuh cinta pada pandangan pertama. Itulah tampaknya yang kualami ketika kami masuk dan memarkirkan kendaraan di salah satu jalan protokokol kota ini, Fujairah. Cuaca dingin sejuk dengan hembusan angin yang membawa aroma laut segera menerpa kami begitu turun dari mobil. Kota Fujairah memang indah, di sudut belakang dikelilingi pegunungan batu yang sambung menyambung. Dan disudut lainnya langsung menghadap ke teluk Oman. Sungguh perpaduan alam yang eksotik.


Sambutan teman yang datang menjemput begitu hangat. Dia adalah sahabat dari teman seperjalananku. Pelukan seorang sahabat yang baru saja ku kenal terasa begitu tulus dan ikhlas. Namanya mas Apri Taher, bekerja sebagai paramedis di kota ini. Denyut nadi kehidupan kota ini serasa telah menyatu dengan jiwanya. Dirinya begitu kerasan untuk tinggal dan mengabdikan keahliannya di kota ini, kalau tidak salah dari tahun 2001 lalu. Bersama keluarganya dia menghabiskan waktu di kota elok nan eksotis ini. Dengan tangan terbuka mereka menyambut kami dikediamannya untuk sekedar beristirahat dan menikmati penganan serta teh manis sore hari. Sebelum kami diundang untuk menyaksikan pertandingan sepakbola sesama tim orang Indonesia.

1290754212403416724

Salah satu view kota Fujairah dengan teluk Oman dikejauhan
Ada banyak teman-temannya yang sama-sama mencari penghidupan di kota ini. Jumlah persis nya dia tidak mengetahui secara pasti, tapi untuk ukuran kota seperti Fujairah, ratusan orang Indonesia adalah jumlah yang besar. Itupun belum ditambah dengan sejumlah pekerja yang bekerja di bidang bangunan yang sifatnya musiman.

Dua tim akan bertarung sore ini. Tim pekerja bangunan dengan tim paramedis. Sebagian besar para pekerja bangunan ini adalah para tukang-tukang bangunan. Berkurangnya sejumlah proyek didalam negeri membuat para pekerja ini mencari lapangan pekerjaan di luar negeri. Dan kini mereka berlabuh di balik pegunungan batu ini, Fujairah. Setidaknya ini adalah pilihan yang tepat bagi mereka. Disaat sebagian laki-laki yang dengan teganya mengizinkan para istrinya menjadi TKW di luar negeri untuk menjadi pembantu, tapi para laki-laki perkasa ini tanpa ragu mengajukan dirinya yang menjadi TKI. Semoga semangat mereka bisa menginspirasi dan menyadarkan para suami yang masih tega membiarkan para istrinya berjuang di luar negeri dengan menjadi pembantu.

12907543171211787899
Deretan pegunungan batu yang memagari kota Fujairah di salah satu sudutnya

Tidak bisa dipungkiri bahwa kehadiran para pekerja Indonesia di Fujairah ini adalah buah perjuangan dari kesuksesan rekan-rekan paramedis. Setelah terjadi krisis moneter yang melanda Indonesia ditahun 98-an, para tenaga propesional ini mulai menjajal keahliannya di tanah yang keras dan gersang ini. Dengan komunitas yang masih sangat sedikit pada saat itu, mereka mencoba bersaing dan berkompetisi dengan tenaga-tenaga ahli dari negara lain yang telah lebih dulu hadir disana. Dan berkat keahlian dan kerja keras  mereka juga lah pemerintah setempat mulai menilai bahwa kemampuan pekerja Indonesia tidak bisa dipandang sebelah mata
.
Kini bukan hanya paramedis yang berkiprah disana. Bidang-bidang lain pun mulai diisi dengan posisi-posisi orang Indonesia. Bidang tekhnik telah menghadirkan beberapa engineer Indonesia yang siap bersaing dengan tenaga-tenaga asing lainnya. Cuma sayang pada kesempatan kunjungan ini kita tidak sempat bertemu dengan para engineer itu. Tapi kami sempat bertemu dan memenuhi undangan makan malam dari rekan Indonesia yang bekerja sebagai staff penyaluran tenaga kerja untuk wilayah Fujairah.

Apakah rekan-rekan disana merasa puas dengan keadaan mereka di perantauan ini? Secara finansial kita tidak bisa mengukur. Tapi jaminan kehidupan, pekerjaan dan rasa aman adalah dua hal yang pokok.

12907544171712660508
Pagi yang cerah di Fujairah, serasa ingin menerbangkan angan dan impian

Nun jauh diseberang sana, Indonesia sedang berduka ditimpa bencana, Wasior, Mentawai dan Merapi adalah topik perbincangan mereka sehari-hari. Ditengah kesibukan mereka mencari nafkah, mereka pun berusaha bersimpati dengan rekan-rekannya yang sedang menderita di timpa musibah di tanah air. Selembar kertas undangan ditunjukkan mas Apri Taher. Berisi pemberitahuan tentang rencana mereka untuk mengumpulkan sebagian rejekinya guna disumbangkan ke pemerintah Indonesia dalam menanggulangi bencana. Mereka mengkoordinasikan rencananya dengan rekan-rekan lain di kota tetangga, yaitu Khorfakan.

Dari keringat dan butiran peluh mereka di tanah rantau, semoga bantuan mereka akan sampai pada mereka yang benar-benar membutuhkan. Setitik harapan dari mereka, agar bantuan mereka bisa meringankan. Terimakasih kawan, rasa empati memang tidak bisa dihilangkan oleh jauhnya jarak yang memisahkan.


12907545011829237020
Makan malam dengan keluarga pak Apri Taher dan rekan-rekan dari staff penyaluran tenaga kerja

Demikian sekelumit kisah perjalanan ini. Perjalanan yang penuh pembelajaran. Sungguh ternyata bumi ini begitu luas sebagai ladang pencarian rizki. Terbukti didaerah yang tadinya begitu keras dan gersang dengan pegunungan batu cadas dan karang, ternyata bisa memberikan kehidupan. Dan kisah tentang kehidupan perantauan, tak pernah habis dimakan zaman. Ada kepedihan, kegembiraan, dan kebersamaan.

Kisah sukses rekan-rekan paramedis ini, yang telah membuka jalan bagi pekerja Indonesia lainnya untuk turut berkiprah disani patutlah mendapat apresiasi. Semoga kedepan, pemerintah lebih memikirkan untuk mempersiapkan para pekerjanya sebelum diberangkatkan. Cukuplah cerita duka tentang TKI dan TKW yang disengsarakan. Negeri ini tentunya akan lebih diperhitungkan dan disegani jika duta-duta pekerjanya adalah orang-orang berpendidikan.

12907545911540025256

Sahabat seperjalanan dari Habshan, berlatar teluk Oman…
Teriring ucapan terimakasih pada keluarga rekan Apri Taher dan semua sahabat di Fujairah. Sambutan hangatnya takkan pernah kami lupakan. Silaturahmi semoga selalu dalam genggaman. Sungguh kami telah jatuh cinta pada Fujairah, dan kunjungan berikutnya selalu kami impikan. Mari jadikan Indonesia menjadi lebih bermartabat.

Rekan Kompasianer Mukti Ali di Dubai, mohon maaf belum berkesempatan mampir, semoga dipertemukan di lain kesempatan.

1290758864765686236
Ada semangat persaudaraan di tengah kompetisi di tengah lapangan


Salam gurun….
*
*
*
*
*
Salam damai  dari lembah gurun Habshan, Abu Dhabi UAE

No comments:

Post a Comment