Wednesday, May 16, 2012

Cinta Kakak Beradik (ECR-2#41)


Surat pernyataan terbuka yang dikeluarkan pak guru Odi memang telah membuat warga sedikit lebih tenang. Namun itu barulah sebatas klarifikasi mengenai ketidak terlibatan pak guru Odi dalam misteri kalung liontin “D”.
Setidaknya warga masih menunggu klarifikasi-klarifikasi dari beberapa orang lainnya. Misalnya dari pak Thamrin selaku pembina Hansip desa Rangkat. Yang secara tidak sengaja namanya ikut terseret kasus kalung liontin “D” ini. Ataupun klarifikasi dari para pesakitan yang kini fotonya terpampang di pos Hansip sebagai orang yang dicurigai.
Namun Hans dan Dorma, duo Hansip Rangkat ini mulai sedikit bernafas lega. Karena tidak seperti kemarin-kemarin. Kumpulan ibu-ibu dan para wanita desa Rangkat yang menuntut diusut tuntasnya kasus D-gate ini, sedikit demi sedikit mulai membubarkan diri dari pos Hansip. Para wanita mulai kembali kerumahnya masing-masing setelah mendapat wejangan dari pak guru Odi. Bahwa kasus D-gate akan diungkap ke publik setelah semua pria yang dicurigai memberikan klarifikasi.

Yang tertinggal di pos Hansip hanyalah bunda Selsa dengan meja berisi dagangan aneka gorengannya. Sejak gelombang unjuk rasa yang dilakukan para wanita desa Rangkat menggeliat di pos Hansip, bunda Selsa tidak mau ketinggalan. Dia menganggap ini peluang bisnis. Yah, ikut meramaikan acara unjuk rasa sambil ikutan menangguk rupiah, begitu pikirnya. Berunjuk rasa, berkumpul, berteriak, dan berdagang aneka gorengan….
Suasana sukacita dan riang gembira juga melingkupi kediaman neng Asih dan adiknya Acik. Kehadiran Erwin si bocah ingusan dikediaman mereka telah mewarnai hari-hari mereka. Erwin yang menurut Acik sangatlah mirip dengan artis yang bernama Afgan, adalah pribadi yang sangat menyenangkan dibalik keluguannya. Tak sabar rasanya Acik ingin segera memiliki kakak ipar yang mirip Afgan ini.
“Kakak sih senang sekali kalau Acik setuju kakakmu ini menjalin hubungan lebih jauh dengan mas Erwin,” kata Asih suatu kali.
“Awalnya sih, Acik bete banget begitu tahu mas Erwin mau tinggal bersama kita. Tapi setelah ketemu, kok rasanya rugi banget kalau seseorang yang unik kita biarkan kedinginan merana diluar….” sahut Acik dengan senyum yang sangat sulit diartikan.
“Ahhhh…. kamu bisa aja. Awas yah, jangan ikut-ikutan tergoda dengan mas Erwin,” Asih mencubit pipi Acik dengan gemas.
Acik kembali tersenyum, dengan senyum yang sangat sulit diartikan. Hanya dia sendiri yang tahu arti senyumannya itu. Jauh dilubuk hatinya yang paling dalam, suatu rasa yang tidak bisa dibohongi telah hadir. Dia tidak bisa memungkiri bahwa kehadiran si Bocah Ingusan dirumah kakak beradik ini telah memberikan getar dan rasa yang berbeda.
“Awas yah, jangan ikut-ikutan tergoda dengan mas Erwin,” Acik kembali teringat kata-kata kakaknya barusan.
Kata-kata peringatan yang sangat tegas, sekaligus mengindikasikan bahwa si Bocing adalah milik kakaknya. Teringat kata-kata kakaknya itu, Acik kembali terdiam. Berusaha menyembunyikan kegalauannya akan suatu rasa yang hanya dia sendiri yang tahu.
Ahh…. Episode Cinta Rangkat memang kusut. Dan akan lebih kusut lagi ketimbang ECR-1.

No comments:

Post a Comment