Thursday, May 17, 2012

Sebelas Tahun Sudah, Sekarang Aku Pulang…

 

“Aku pulang….. Dari rantau, bertahun-tahun di negeri orang….”

Ceria dan berbinar-binar, kesan itulah yang ku tangkap dari sorot mata pria yang sudah tidak tergolong muda ini. Pertemuan singkat dengannya terjadi kira-kira tiga atau empat hari sebelum ramadhan di salah satu restoran Indonesia di Abu Dhabi pada saat makan malam. Dengan bersahaja dia memperkenalkan namanya Suriyatno atau Supriyono, aku sedkit lupa dengan namanya. Berasal dari Purwokerto…. atau Purwakarta…. Ah, lagi-lagi aku lupa dari mana asal kotanya. Tapi kemungkinan dari Purwokerto sih, karena kalau dari Purwakarta tentulah namanya Supriyatna atau Supriyana… Apa hubungannya…???
Setelah ngobrol ngalur ngidul dengan bapak ini, ternyata si bapak baru saja mengambil tiket penerbangan Etihad Airways untuk pulang ke Indonesia besok dinihari. Juga baru saja dia menyelesaikan acara berbelanja oleh-olehnya. Dua kantung plastik ukuran raksasa dan satu tas koper sudah penuh dan siap dibagikan isinya begitu kaki menginjak kampung halaman. Terang saja wajahnya begitu ceria, karena pulang ke kampung halaman adalah impian setiap perantau. Tentu sudah terbayang dibenaknya bahwa sebentar lagi akan segera berkumpul dengan keluarga, sanak family, teman, dan handai taulan.


Obrolan terus berlanjut, dari obrolan ini ternyata si bapak ini bekerja di kota Dubai, salah satu kota tetangga Abu Dhabi di Uni Emirat Arab. Beliau bekerja di bidang perhotelan, tepatnya dibagian restoran sebagai juru masak. Tepat sudah sebelas tahun dia bekerja di hotel tempatnya bekerja. Ini adalah pulang ketiga kalinya semenjak dia bekerja di Dubai. Yang mengejutkan adalah ternyata beliau tidak berniat lagi untuk kembali ke Dubai setelah pulang ke Indonesia nanti. Dia mempunyai rencana untuk membuka restoran sepulangnya nanti. Hasil bekerja selama sebelas tahun di Dubai dirasakannya telah cukup untuk dijadikannya modal untuk membuka usaha restoran di salah satu perumahan di Bekasi. Sebuah kios yang lumayan luas untuk tempat membuka usahanya telah dia miliki yang dibeli secara kredit, dan sekarang sudah lunas. Sekarang dengan hasil tabungan dan sedikit uang pesangon di bulatkannya tekad untuk segera membuka usaha restoran itu.

Mimpinya sangat sederhana, ingin segera berkumpul dengan keluarga yang telah bertahun-tahun ditinggalkannya mencari nafkah, dan bersama-sama dengan mereka membangun usaha keluarga sebagai sandaran kehidupannya sehari-hari nanti. Terus mimpi yang lainnya adalah ingin memperbesar usaha peternakan Bebek di kampung halamannya, untuk usaha yang ini sudah berjalan dua tahun lebih. Niat awalnya adalah memberikan lapangan pekerjaan bagi saudara dan tetangga-tetangganya yang masih menganggur. Aku tertegun, sungguh mulia niat si bapak ini, semoga apa yang bapak impikan dan cita-citakan akan mudah tercapai…..

Semakin lama perbincangan semakin menarik, apa yang telah di capai dan dilakukan oleh bapak ini sungguh sangat inspiratif. Dedikasi dan pengabdiannya pada pekerjaan mampu membawa dia bertahan sepuluh tahun lebih di tempatnya bekerja. Padahal untuk menjalani kehidupan seperti si bapak yang harus berpisah bertahun-tahun dengan keluarga ,mencari nafkah di tanah orang adalah hal yang sangat berat. Tapi si bapak sukses menjalaninya, tentu dengan segala macam pengorbanan yang cuma si bapak dan keluarganya sendiri yang tahu tentang pengorbanan itu. Aku lebih tertegun dan kagum lagi setelah mengetahui bahwa si bapak ini telah mengantarkan putra tertuanya menjadi engineer mekanik dan sekarang bekerja di perusahaan pelayaran di Singapura. Dan seorang lagi anak perempuannya tahun ini akan menamatkan pendidikan di akademi perawatan di kota Bandung.

Tentu ada sekian banyak cerita-cerita sukses lain dari para TKI kita yang berjuang mencari nafkah di tanah rantau. Cerita si bapak ini adalah salah satunya. Jangan dilihat dari hasil akhir yang didapatkan si bapak setelah lebih dari sepuluh tahun berjuang. Tapi bagaimana dia menjalani kehidupan selama sepuluh tahun lebih itu. Itu adalah hal terpenting, terutama bagi para TKI yang hidup diperantauan. Karena cerita-cerita lain yang bertolak belakang dengan kesuksesan si bapak juga banyak terjadi. Bertahun-tahun mencari nafkah di negeri orang, tapi hasilnya tidak ada.

Waktu semakin larut ketika si bapak berpamitan. Selamat pulang kampung bapak, doaku tulus untuk kesuksesan bapak di langkah kehidupan selanjutnya…. Sungguh cerita sukses si bapak, telah menjadi penyejuk di awal Ramadhan ini.


Ramadhan kareem,
Salam damai dari lembah gurun Habshan, Abu Dhabi UAE

No comments:

Post a Comment