Tuesday, May 15, 2012

Gamang Menjalani penantian (Duka Hati Jeng Pemi-4)


12908469821400340659


Sampai kapan hubungan ini memiliki kejelasan, mas Hans..? Aku sudah lelah menjalani… Jangan biarkan hati ini menunggu harapan yang tak berkesudahan. Jangan biarkan kuncup kembang cinta ini layu karena karena penantian. Beri aku kepastian, kalau tidak hati ini akan meradang. Tiga episode telah dilewati dengan kegamangan. Berapa episode lagi akhir dari penantian?

Demikian isi surat dari jeng Pemi. Surat untuk meminta ketegasan dari mas Hans.

Mas Hans berhenti sejenak membaca. Pikirannya terbang ke awang-awang. Kisah cinta yang berkemelut dan tak habis dirundung pilu terus bergelayut. Baru saja masalah kesalah pahaman dengan Miss Rochma si guru desa terselesaikan. Sebuah kisah sendu yang sempat mengaduk-aduk perasaan jeng Pemi yang terbakar api cemburu. Kisah kesalah pahaman cinta yang mengharu biru. Mas Hans melanjutkan membaca….


Lelah tubuh ini, rapuh jiwa ini, dan galau hati ini, jika ini belum juga sampai pada batas akhir penantian. Jangan salahkan jika hati ini protes, bergejolak, dan membangkang. Jika memang mas Hans tidak bisa memberi kepastian, biarlah aku saja yang memutuskan. Akhiri saja semua angan, tutuplah sudah mimpi indah tentang kebersamaan. Senasib sepenanggungan biarlah tinggal kenangan…..

Mas Hans tertunduk sendu. Kata-kata itu setajam sembilu. Menghujam tepat meninggalkan pilu. Dilipatnya kembali surat bersampul merah menyala itu. Dengan sisa-sisa pengharapannya, mas Hans mencoba menulis, mengungkapkan isi hati, dan membalas surat itu.

Jeng Pemi, bukan maksud hati untuk menyakiti. Kemelut cinta ini sungguh menusuk hati. Tiga episode pun kulalui dengan setengah mati. Jalan kita memang masih panjang. Sepanjang cerbungnya Aku Mau Sekolah Pak, milik pak Rawa sang juragan. Delapan belas episode juragan harus kita kalahkan. Barulah kita sampai diujung penantian. Kuatkan hatimu untuk bertahan. Karena disampingmu akan selalu ada mas Hans. Bayangkan kebahagiaan jika kita bisa kalahkan juragan. Meskipun tertatih, marilah kita terus berjalan. Dua puluh episode lagi harus kita torehkan….

Mas Hans menutup tulisan surat balasannya itu dengan sedikit keraguan. Keraguan akan kesanggupan untuk menjalani sisa episode selanjutnya. Sejenak diliriknya postingan terakhir sang juragan Rawa. Delapan belas episode telah sang juragan publishkan. Episode sambungannya pun sudah siap juragan publishkan. Ah, jalan masih terlalu panjang untuk akhir sebuah penantian. Baru empat episode…. Masih lama sekali yah, jeng….
Menjelang tengah malam datang Uleng membawa kopi jatah ronda Hansip malam ini. Dengan senyuman Uleng mencoba memberi pengertian.

“Sudahlah mas Hans, nggak usah dipaksakan. Kata juragan Rawa, cerbungnya  Aku Mau Sekolah Pak itu jumlahnya ada tujuh puluh episode…”

What……..???  %$$#$^)()*(*&^&&%@#

No comments:

Post a Comment