Tuesday, May 15, 2012

Adu Narsis di Pos Hansip Rangkat

Tembok Pos Hansip desa Rangkat yang penuh dengan foto-foto narsis warganya
Tembok Pos Hansip desa Rangkat yang penuh dengan foto-foto narsis warganya




Dinding sebelah kiri Pos Hansip itu kini sudah penuh dengan poster-poster pemain Timnas. Ada Bambang Pamungkas, Boaz salosa, Charis Julianto, dan beberapa aksi-aksi pemain Timnas yang sedang berlaga.  Mas Hans menatapnya dengan puas.
Di dinding sebelah kanan pos Hansip pun sama. Mas David Solafide memandang puas poster-poster para jagoan Kungfunya. Ada Jackie Chan, Brucee Lee, Jet Lee, dan Lee-Lee yang lainnya.
Keduanya telah sepakat untuk menghias Pos Hansip ini dengan poster idolanya masing-masing. Mas Hans dengan idola pemain bolanya mendapatkan jatah dinding sebelah kiri dan mas David kebagian dinding sebelah kanan. Tembok bagian tengah adalah jatah pak Thamrin Dahlan, anggota Hansip yang lainnya.
Dari kejauhan pak Thamrin datang dengan membawa segulungan karton. Pasti itu poster-poster idola nya. Konon, pak Thamrin adalah pencinta artis-artis cantik dalam negeri. Wah, bisa dibayangkan pasti artis-artis cantik seperti Luna Maya, Cut Tari, Dian Sastro, Mulan Kwok…. Bakalan ikut menyemarakkan tembok Pos Hansip tercinta ini. Hehehehe…

“Bagianku dan Om David semuanya sudah di tempelin poster. Keren kan? Tinggal bagian pak Thamrin yang masih kosong…” kata mas Hans bangga ketika pak Thamrin mendekat.
Pak Thamrin melongok kedalam, dan tiba-tiba dia terkaget bukan kepalang.
“Hah….?? Apa ini..? Kok jadi rame begini? Wah… kacau…. Kacau….” pak Thamrin terheran-heran.
“Apa yang salah? Jackie Chan nya kurang seksi yah…?” mas David tidak kalah herannya.
“Bukan… bukan itu…., ini penempatannya kurang cocok….” pak Thamrin menjelaskan.
“Mas Hans, pak David…., Ini pendapat saya… sebaiknya kita bikinkan saja semacam tembok lainnya di depan Pos ini. Nanti bukan saja poster-poster itu yang bisa dipajang, hasil karya warga desa berupa lukisan, puisi, cerpen, dan lain-lainnya pun bisa di pajang disitu… yah, semacam majalah dinding lah…” terang pak Thamrin panjang lebar.
“Kalau semua poster-poster ini dilepas lagi, jadi nggak menarik lagi dong…?” mas Hans bertanya.
“Nih… aku baru dari rumah Pak Kades. Ada titipan ini…. daftar ronda warga kita, ini daftar kegiatan kopdar dan rencana arisan dari ibu Mommy, yang ini daftar pengumuman jadwal kebersihan, yang ini…..  yang ini….dan yang ini…………, semuanya harus ditempel, biar warga pada tahu….” sahut pak Thamrin sambil membuka gulungan karton nya.
“Dan ini juga, ini poster bapak Presiden dan Wakil Presiden berikut lambang Negara. Juga ini ada poster Pak Yayok dan Bu Mommy selaku Pak Kades dan Bu Kades, juga kudu ditempelin” tutup Bang Thamrin.
Oke deh….  kalo begitu…. Laksanakan…..” pungkas Om David.
Dan akhirnya mereka bergerak melakukan pembersihan, poster-poster yang sudah terlanjur di pajang sebelumnya itu mereka copot, dan diganti dengan poster-poster yang dibawa bang Thamrin tadi…
******
Keesokan paginya….. Pagi yang damai dan cerah di desa Rangkat.
Tapi pagi ini tidak seperti biasanya, ada banyak kerumunan orang di pos Hansip. Hampir semua penghuni desa Rangkat berkerumun disana. Bahkan pak Yayok dan Mommy juga hadir disana….
“Nah…. Ini dia Hansipnya…” sambut pak Yayok ketika mas Hans mendekat.
“Kenapa sampeyan ijinkan seluruh warga memajang poster wajah mereka di tembok ini…?? Lihat tuh…” semprot pak Yayok.
Mas Hans melongok ke dalam markasnya. Ya ampun…. Kini tembok itu penuh dengan poster dan foto-foto penghuni warga desa Rangkat dengan akting dan gaya narsis nya masing-masing. Poster pak Yayok dan bu Mommy pun hampir tertutupi oleh poster-poster narsis warga tersebut.
“Saya tidak tahu pak, semalam kita cuma nempelin poster pak Yayok dan bu Mommy. Kok pagi ini jadi banyak begini…. Suerr pak, aku nggak tahu…” sahut mas Hans bingung.
Suasana masih bising ketika dari kejauhan datang lagi serombongan orang yang masing-masing membawa gulungan kertas di tangan mereka. Mereka adalah Jingga, Uleng Tepu, Mimin Mumet, Acik, dan Dorma
“Nah…. Sekarang giliran Jingga yang nempelin poster seksinya….., hihihi..” Jingga maju menerobos kerumunan orang-orang.
“Lho…, kok kamu ikut-ikutan nempelin poster?” tanya pak Yayok.
“Iya dong papi sayang, kan poster Jingga belum ada…, emang papi dan mami doang yang mau ngetop…. Kita-kita juga boleh dong nempelin poster narsis kita….. hihihi…”
Dengan anggunnya Jingga diikuti rombongannya menempelkan poster wajah mereka. Kini poster pak Yayok dan Mommy telah tenggelam oleh poster-poster wajah narsis warga.
Oooooo…. Jadi itu sebabnya, semuanya kepingin ikut-ikutan nempelin poster wajah mereka di Pos Hansip. Tidak mau ketinggalan dengan pak Yayok dan Mommy yang posternya telah lebih dulu di pasang semalam. Pak Yayok hanya bisa geleng-geleng kepala.
Warga desa semakin banyak yang datang, berdesak-desakan mencoba menempelkan posternya masing-masing. Semuanya ingin posternya tertempel dengan anggun, lengkap dengan gaya narsisnya masing-masing… Mas Hans hanya terpaku menatapi mereka.
“Hey… sisakan tempat untukku…. Aku ambil posterku dulu… ikuuuuutt… memang cuma kalian yang mau nampang….??” mas Hans tiba-tiba berteriak.

No comments:

Post a Comment