Wednesday, May 16, 2012

Paman Petani Cemburu (Episode Cinta Rangkat #14)

1292962925500280677
Sinar, murid SD desa Rangkat
Praaang…… 

Paman petani melemparkan cangkulnya. Mas Hans yang sedang melatih Sinar, si anak SD Rangkat bermain catur terkaget. Sinar yang ketakutan langsung berlindung di belakang mas Hans. Serasa ada yang hangat membasahi baju seragam mas Hans. Ah, anak itu selalu saja ngompol kalau sedang ketakutan seperti ini.

“Mas Hans, lihat mas Lala sama Uleng nggak lewat sini tadi?” paman petani bertanya, mimik mukanya dingin.

“Nggak, paman. Dari tadi aku nggak lihat ada Uleng sama mas Lala lewat sini,” sahut mas Hans heran. 


“Sinal lihat……, Sinal lihat, paman. Tadi om Lala sama tante Uleng di depan walnet bunda Nyimas, lagi makan maltabak telol” tiba-tiba Sinar yang sudah hilang rasa kagetnya menyahut dengan “R” nya yang cadel.

“Hah? Benar Sinar lihat?” paman petani kembali bertanya.

“Sueeell, paman,” sahut Sinar sambil mengacungkan jarinya.

Paman petani terdiam, mas Hans menjadi bingung sekarang. Kok mas Lala makan martabak telor berduaan dengan Uleng? Bukankah semua warga desa Rangkat sudah tahu bahwa antara paman dan Uleng punya hubungan istemewa? 

“Paman petani lagi malahan yah sama tante Uleng? Paman petani nggak cembulu?” Sinar terus saja nyerocos dengan gaya sok dewasanya.

“Hussh, Sinar…… Gak boleh ngomong-ngomong cemburu gitu. Siapa yang ngajarin?” potong mas Hans.

“Kan, di sinetlon Langkat Tivi begitu. Kalo pacalnya jalan sama olang lain, kita halus cembulu. Belalti paman petani sekalang cembulu……,” dengan polosnya Sinar terus berkicau.

“Sinaaaarr…… ssstt……,” mas Hans kembali mengingatkan Sinar.

“Ye…… paman petani cembulu…… paman petani cembulu…… paman petani cembulu sama tante Uleng……” Sinar bersorak-sorak di pos Hansip sambil guling-guling.
*
*
*


Episode cinta DesaRangkat ternyata tambah kusut dan mengasyikkan, benih-benih cinta bertaburan dimana-mana. Berikut episode lanjutannya yang disambut teman-teman. Buah karya yang saling bersahutan. Yang mau berpartisipasi, silahkan melanjutkan dengan bahasa dan ciri khasnya masing-masing. Mari semai benih-benih cinta untuk kedamaian.
Berikut seri episode lainnya hasil karya teman-teman:

No comments:

Post a Comment