Monday, August 6, 2012

[ECR-5] Bau Kepiting Juragan Gadungan




*) Bocing dan Ranti (doc. Desa Rangkat)
___________
Dua jam sudah Hans dan Dorma, Hansip wanita keamanan khusus balai desa menunggu, namun Ranti masih belum juga kelihatan batang hidungnya. Dorma selalu berdiri setiap kali ada suara motor menderu di jalanan, berharap itu adalah El Hida yang berboncengan dengan Ranti. Perutnya sudah bersenandung riuh menahan lapar. Bayangan Ranti yang datang membawa rantang makanan siang bermain di imajinasinya.
“Kok kakak Ranti masih belum nongol? Sudah lapar tingkat akut, nih…” Dorma menggerutu.
“Kamu susul ke rumahnya, deh. Jangan-jangan Ranti kelupaan…” perintah Hans.
Tanpa menunggu perintah kedua kali, Dorma langsung berangkat. Tinggal Hans seorang diri di kantor desa dengan perut yang mulai bergemuruh nyaring. Tangannya sibuk berulangkali memencet HP jadulnya. Nomor HP milik Ranti yang dihubunginya selalu memberikan jawaban bahwa ponselnya sedang tidak aktif.

“Hmm… Tidak seperti biasanya. Nomor HP bunda Yety dan El juga tidak bisa dihubungi. Ada apa ini..?” Hans bergumam sendiri.
Pikirannya mengembara tak tentu arah. Kecurigaannya telah terjadi sesuatu terhadap hubungannya dengan Ranti tiba-tiba menyergapnya. Desas-desus warga yang membicarakan seringnya Bocing mengunjungi kios bunga milik Ranti makin membuatnya cemas.
“Ahh, tidak mungkin…. Apalagi mama Yety selalu mengawasi Ranti. Mana mungkin mama Yety membiarkan Ranti menjalin hubungan dengan Bocing yang selalu mengaku-ngaku sebagai juragan Kepiting. Padahal cuma juragan gadungan…” Hans menghibur diri.
Kembali Hans bersungut kesal ketika teringat wajah Bocing. Wajah aneh dan menyebalkan yang akan membuat kesal siapapun yang melihatnya. Hans teringat kejadian beberapa bulan yang lalu saat Bocing berusaha mendekati dua gadis desa Rangkat, Mahar dan Aya. Tersiar kabar bahwa Bocing memiliki jimat yang selalu digunakannya untuk menundukkan gadis-gadis Rangkat. Untunglah Mahar dan Aya belum sempat menjadi korban jimatnya Bocing. Karena Ki Dalang Edy keburu datang mengingatkan keduanya. Jika tidak, tentu Mahar dan Aya akan memiliki masa depan yang suram sebagai istri juragan Kepiting gadungan.
“Hallo, yah Dorma…. Bagaimana? Ada kabar apa dari rumahnya Ranti..??” Hans menyahut ketika HP jadulnya berbunyi. Terlihat nama Dorma pada daftar panggilan masuk.
“Anu… Saya masih di depan pagar. Di rumahnya kakak Ranti sedang ada tamu. Sepertinya laki-laki…” sahut Dorma.
“Coba kamu masuk, lihat siapa tamunya?”
“Nggak usah, Aa`…. Dari baunya saja Dorma sudah tahu siapa tamunya..”
“Memang bau apa?”
“Bau Kepiting busuk…!!”
“Hah…??!! Pasti si Bocing. Bociiiiiiiing…….!!” Hans berteriak kesal, lalu bergegas keluar kantor desa. Tujuannya cuma satu, menuju kios pulsa-nya mama Yety untuk minta klarifikasi. Kenapa anak gadisnya dibiarkan didekati Bocing?
___________
BERSAMBUNG
*) Untuk melihat kisah-kisah dalam Episode Cinta Rangkat-5 lainnya, silahkan klik link ini.



DESA RANGKAT adalah desa maya di lembah fiksi. Gunung Naras(i) adalah latar yang menanunginya. DESA RANGKAT diakronimkan sebagai Diskusi Elok Sarat Asah-asih-asuh dalam meRANGkai KATa. Silahkan berkunjung untuk mengenal dan bermain fiksi bersama kami. Silahkan klik link DEAR di Kompasiana atau Desa Rangkat on Facebook.


No comments:

Post a Comment