Tapak Jejak Hans: [WPC-10] Merdeka dalam Gelap

.FF penghantar WPC-10: Fine Art Photography:

Merdeka dalam Gelap

“Teruslah bertahan, semakin ke dalam gua, kita akan aman…!!” ucap Nito sambil memapahku.

Aku berjalan terseok sambil bergelayut di bahunya. Pandanganku gelap.

“Di sini gelap. Kita aman di sini, Belanda itu tidak akan berani masuk,” Nito menenangkanku.

“Bagaimana keadaanmu..?” lanjutnya kemudian.

“Sepertinya peluru itu bersarang di bahuku,” aku merasa nyeri, tubuhku basah karena darah.

Hampir saja kami dibinasakan oleh mereka. Ketika patroli Belanda itu memergoki kami tengah menimbun ranjau bom yang ketiga. Kami berhasil kabur, namun satu peluru yang mereka muntahkan terlanjur bersarang di bahuku.

“BUUMMM….!!” terdengar suara berdentum dahsyat di luar sana.

Aku gemetar, meregang, dan terus berusaha bernafas dalam kegelapan.

“Satu bom yang kita pasang tadi telah meledak….!! MERDEKA….!!” pekik Nito.

Mungkin masih ada ledakan dahsyat berikutnya. Dan mungkin saja masih ada pekikan “MERDEKA” lainnya. Tapi aku sudah tidak mendengarnya lagi. Peluru yang bersarang di bahuku itu telah menghantarku ke alam lain, bersama pekik heroik “MERDEKA..!!”-nya Nito dalam kegelapan.

*******

Sebelumnya tidak ada ide untuk ikut memeriahkan WPC-10 ini. Temanya terlalu berat bagiku, yaitu: Fine Art Photography. Koleksi-koleksi foto pribadi yang mendukungpun tidak ada. Permainan atau sentuhan cahaya pada karya-karya photography adalah buta bagiku.

Hasil obrak-abrik koleksi foto pribadi, yang ku dapatkan adalah koleksi foto-foto yang minus cahaya. Tapi karena semangat ingin ikut berpartisipasi, kiranya hasil jepretan alakadarnya ini bisa ikut memberikan sedikit warna di WPC-10 ini.

Pembahasan tekhnik masalah photography sama sekali aku tidak menguasainya. Jadi mohon maaf jika isi tulisannya berupa FF (Flash Fiction) yang bercerita dengan suasana background yang gelap. Segelap foto-foto berikut ini. Semoga masih sesuai dengan tema kita kali ini.