Alunan ayat suci mengalun
syahdu. Menelusuri rongga-rongga jiwa, hingga menyentuh dasar kalbu. Pada
wajah-wajah semeringah dalam sungging senyum bahagia. Pada tatapan teduh
menebar restu yang berbingkai doa. Dan pada keheningan tafakur dalam tiap bait
alunan sang Qori.
Saat bahagia itu makin dekat
dalam rengkuhku. Saat dimana aku akan mengikhlaskan ragaku. Untuk menjadi
pendamping bagi seorang lelaki yang sebentar lagi akan menjadi Imam dalam
kehidupanku. Aku teramat bahagia menjelang prosesi Ijab Qobul-ku.
Lelaki imamku beringsut maju,
duduk bersila di hadapan Bapak. Ada ketegangan pada wajah keduanya. Para saksi
dan orang-orang terkasih duduk bersimpuh. Pada baris-baris syaf sesuai petunjuk
Penghulu. Aku menunggu lantunan sakral Ijab Qobulku dalam haru yang
teramat membiru.
Dari balik kerudungku aku
mencuri pandang pada tatapan Ibu. Ada lengkung senyum menenteramkan terukir di
sana. Aku ingin memeluk dan bersimpuh di kakinya. Rasanya baru kemarin aku
bergelayut manja di pelukannya. Merengek, merajuk, memanja, lalu luruh dalam
belaian hangatnya. Kini Ibu akan mengantarku pada duniaku yang sesungguhnya.
Dunia yang penuh kewajiban atas peran kehidupan sebagai pendamping sang Imam.
Ujung mataku mencuri pandang
pada raut wajah Bapak. Lelaki perkasa itu mulai terlihat tenang. Wibawanya
nampak dalam tonjolan rahangnya yang mulai menua. Seakan baru kemarin aku
ditimang dalam gendongannya. Kini dia akan mengikhlaskan anak gadisnya untuk
dipersunting lelaki yang duduk di hadapannya.
“Aku terima nikahnya Natasha binti Rizal Falih
dengan mas kawin yang tersebut. Tunai….!!” lantunan Ijab Qobul itu mengalun
sakral dari lelaki yang kini telah sah sebagai Imamku.
Gema ucapan syukur melingkupi sekitarku. Aku
menangis atas kebahagiaan ini. Air mataku tumpah tak mampu aku tahan.
Terimakasih Tuhan, terimakasih atas indahnya pernikahan ini. Sujud syukurku
atas segala rahmat-MU. Pada pelukan hangat Bapak dan ibu aku tumpahkan segala
kebahagiaanku. Simpuhku pada keduanya yang telah mengantarku pada kehidupan
baruku.
Aku mencium tangan lelaki Imamku, padanya aku
akan mengabdikan tanggungjawabku sebagai pendampingnya.
____________
*) Nama pemeran pada fiksi di atas hanya rekaan fiksi.
**) Fiksi mini di atas dalam rangka sebagai
ucapan selamat berbahagia bagi sahabat Kompasianer Ulihape dan Yusep Herdansyah. Selamat atas pernikahannya yang
telah dilaksanakan pada hari Minggu, 8 Juli 2012 di Palembang. Semoga menjadi
keluarga yang Shakinah, Mawaddhah, Warrahmah.
***) Image dicopas dari tulisan rekan
Kompasianer Posma Siahaan.
No comments:
Post a Comment