.FF penghantar WPC-10: Fine Art Photography:
Merdeka dalam Gelap
“Teruslah bertahan, semakin ke dalam
gua, kita akan aman…!!” ucap Nito sambil memapahku.
Aku berjalan terseok sambil bergelayut di
bahunya. Pandanganku gelap.
“Di
sini gelap. Kita aman di sini, Belanda itu tidak akan berani masuk,” Nito
menenangkanku.
“Bagaimana
keadaanmu..?” lanjutnya kemudian.
“Sepertinya
peluru itu bersarang di bahuku,” aku merasa nyeri, tubuhku basah karena darah.
Hampir
saja kami dibinasakan oleh mereka. Ketika patroli Belanda itu memergoki kami
tengah menimbun ranjau bom yang ketiga. Kami berhasil kabur, namun satu peluru
yang mereka muntahkan terlanjur bersarang di bahuku.