Monday, July 9, 2012

[FF] Pada Ijab Qobul-ku




Alunan ayat suci mengalun syahdu. Menelusuri rongga-rongga jiwa, hingga menyentuh dasar kalbu. Pada wajah-wajah semeringah dalam sungging senyum bahagia. Pada tatapan teduh menebar restu yang berbingkai doa. Dan pada keheningan tafakur dalam tiap bait alunan sang Qori.
Saat bahagia itu makin dekat dalam rengkuhku. Saat dimana aku akan mengikhlaskan ragaku. Untuk menjadi pendamping bagi seorang lelaki yang sebentar lagi akan menjadi Imam dalam kehidupanku. Aku teramat bahagia menjelang prosesi Ijab Qobul-ku.

Lelaki imamku beringsut maju, duduk bersila di hadapan Bapak. Ada ketegangan pada wajah keduanya. Para saksi dan orang-orang terkasih duduk bersimpuh. Pada baris-baris syaf sesuai petunjuk Penghulu.  Aku menunggu lantunan sakral Ijab Qobulku dalam haru yang teramat membiru.
Dari balik kerudungku aku mencuri pandang pada tatapan Ibu. Ada lengkung senyum menenteramkan terukir di sana. Aku ingin memeluk dan bersimpuh di kakinya. Rasanya baru kemarin aku bergelayut manja di pelukannya. Merengek, merajuk, memanja, lalu luruh dalam belaian hangatnya. Kini Ibu akan mengantarku pada duniaku yang sesungguhnya. Dunia yang penuh kewajiban atas peran kehidupan sebagai pendamping sang Imam.
Ujung mataku mencuri pandang pada raut wajah Bapak. Lelaki perkasa itu mulai terlihat tenang. Wibawanya nampak dalam tonjolan rahangnya yang mulai menua. Seakan baru kemarin aku ditimang dalam gendongannya. Kini dia akan mengikhlaskan anak gadisnya untuk dipersunting lelaki yang duduk di hadapannya.
“Aku terima nikahnya Natasha binti Rizal Falih dengan mas kawin yang tersebut. Tunai….!!” lantunan Ijab Qobul itu mengalun sakral dari lelaki yang kini telah sah sebagai Imamku.
Gema ucapan syukur melingkupi sekitarku. Aku menangis atas kebahagiaan ini. Air mataku tumpah tak mampu aku tahan. Terimakasih Tuhan, terimakasih atas indahnya pernikahan ini. Sujud syukurku atas segala rahmat-MU. Pada pelukan hangat Bapak dan ibu aku tumpahkan segala kebahagiaanku. Simpuhku pada keduanya yang telah mengantarku pada kehidupan baruku.
Aku mencium tangan lelaki Imamku, padanya aku akan mengabdikan tanggungjawabku sebagai pendampingnya.



____________
*) Nama pemeran pada fiksi di atas hanya rekaan fiksi.
**) Fiksi mini di atas dalam rangka sebagai ucapan selamat berbahagia bagi sahabat Kompasianer Ulihape dan Yusep Herdansyah. Selamat atas pernikahannya yang telah dilaksanakan pada hari Minggu, 8 Juli 2012 di Palembang. Semoga menjadi keluarga yang Shakinah, Mawaddhah, Warrahmah.
***) Image dicopas dari tulisan rekan Kompasianer Posma Siahaan.

No comments:

Post a Comment